JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menyebut Jalan Arteri Marunda, tempat terjadinya pengeroyokan terhadap Maulana Firdaus pada Minggu (3/3/2019) lalu merupakan tempat yang minim penerangan.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto menambahkan, fasilitas kamera CCTV yang berada di lokasi itu juga tidak mampu menangkap gambar kejadian secara jelas.
Baca juga: 9 Pemuda Keroyok Korban yang Pulang Nonton Konser hingga Tewas
"Pada saat itu, penerangan tidak maksimal, artinya agak gelap. Ada CCTV-nya juga, cuma dari postur dan perawakan saja yang bisa kami mengenali bahwa mereka pelaku," kata Budhi dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (5/3/2019).
Budhi menyebut, hal itu menjadi salah satu kendala yang dialami dalam mengungkap kasus pengeroyokan tersebut. Beberapa pelaku pengeroyokan pun masih diburu polisi.
Sebagai langkah antisipasi kejahatan di tempat yang sama, Budhi berencana meningkatkan keamanan di kawasan tersebut dengan cara menggiatkan patroli.
"Unit patroli kami di Polsek Cilincing ataupun Polres Jakarta Utara, tentunya akan kami intensifkan ke daerah-daerah tersebut," kata Budhi.
Baca juga: 9 Pengeroyok Maulana Kerap Lempari Pengendara dengan Batu
Diberitakan sebelumnya, seorang lelaki bernama Maulana Firdaus tewas dikeroyok oleh sekelompok pemuda di Jalan Arteri Marunda usai pulang dari menonton konser, Minggu dini hari lalu.
Saat ini, polisi telah mengamankan sembilan pelaku pengeroyokan dan masih memburu sejumlah pelaku lainnya yang identitasnya telah diketahui.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.