Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Geng Begal yang Melibatkan Remaja di Bawah Umur..

Kompas.com - 13/03/2019, 06:00 WIB
Cynthia Lova,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Maraknya perampasan dan pembegalan yang terjadi saat ini sering kali membuat masyarakat resah.

Kejahatan ini telah membuat korbannya terluka, kehilangan harta benda, hingga nyawa.

Terlebih, rata-rata para pelaku begal ini masih remaja.

Pengamat Sosial Vokasi Universitas Indonesia Devie Rahmawati menilai, perilaku anak-anak tersebut pada dasarnya hanya ingin mencari panggung.

"Dia bisa menjadi 'seseorang' di masyarakat dengan melakukan tindakan sadis, karena kalau mereka lakukan dengan cara yang biasa, mereka tidak terkenal," ucap Devie di Vokasi Universitas Indonesia, Selasa (12/3/2019).

Menurutnya, faktor ekonomi bukanlah tujuan utama para begal merampas barang milik seseorang.

Baca juga: Begal yang Tewaskan Pemuda di Daan Mogot Positif Narkoba

"Artinya, geng atau sekumpulan begal bukan fenomena yang baru. Mereka melakukan begal bukan juga karena faktor ekonomi, namun ada orang-orang yang ingin mencari keuntungan setelah dirinya sukses membuat orang lain tersungkur karena dia akan mendapat pengakuan," ucapnya.

Pola asuh orangtua yang salah terhadap anak juga turut menyebabkan anak butuh pengakuan di komunitas yang salah.

Orangtua juga dinilai kerap mendadani anaknya karena mereka sebagai orangtua ingin dapat pengakuan tertentu.

"Misalnya, anak dikasih naik (sepeda) motor di bawah umur 17 tahun, anak dibiarkan pulang tengah malam, sehingga anaknya akan terbiasa melakukan hal tersebut," ucapnya.

Kemudian, pola asuh menekan anak melakukan hal yang diinginkan orangtua juga bisa menjadi faktor anak mencari pengakuan di luar, salah satunya melalui geng.

"Secara tidak langsung terkadang orangtua memaksa anak melakukan yang mereka mau, seperti tidak juara dibandingkan dengan orang lain, sehingga anak mencari pengakuan di komunitas yang sama nasibnya dengan dia," ucapnya.

Para remaja juga bakal mencari kelompok yang membuat dirinya nyaman.

"Jadi suatu geng itu terbentuk karena mereka merasa keluarganya adalah gengnya. Karena ada yang dengerin kalau mereka cerita, mencari teman sehobi yang sama omongannya," ujarnya.

Baca juga: Begal yang Tewaskan Pemuda di Daan Mogot Mengaku sebagai Polisi Saat Merampok

Menurutnya, hal-hal tersebut bisa diantisipasi apabila sekolah-sekolah menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat anak.

"Bisa dengan sekolah yang membuat lebih banyak ekskul yang sesuai dengan hobi si anak, sehingga dari hobi yang positif tersebut tercipta pula kegiatan yang positif," tuturnya.

Belum lama ini, tiga begal berinisial DO (17), AD (16), dan RO (17) ditangkap usai menewaskan seorang warga Kebon Jeruk berinisial IS (22) pada Minggu (10/3/2019) dini hari.

IS menjadi korban dalam perjalanan pulang setelah menonton dangdut di stasiun televisi swasta bersama dua rekannya.

Dia ditusuk setelah melakukan perlawanan. Selain menewaskan IS, ketiga begal itu juga mengambil ponsel dan dompet korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com