Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDAM: Perusahaan Besar Sepanjang Jalan Margonda Masih Pakai Air Tanah

Kompas.com - 13/03/2019, 16:40 WIB
Cynthia Lova,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Manajer Pemasaran PDAM Tirta Asasta Kota Depok Imas Dyah Pitaloka menyebut bahwa pemakaian air tanah di kawasan usaha elite Margonda masih cukup tinggi.

Imas mengatakan, hampir semua perusahaan besar di Jalan Raya Margonda masih menggunakan air tanah.

“Hampir semua ritel dan rumah makanan belum berlangganan PDAM. Kalau hotel yang belum langganan itu ada Hotel Bumi Wiyata dan Universitas Gunadarma yang sampai saat ini belum berlangganan PDAM. Jadi kemungkinan besar perusahaan tersebut menggunakan air tanah dan beli air curah yang dibeli malalui mobil tangki,” ucap Imas saat dihubungi, Rabu (13/3/2019).

Baca juga: Pemkot Jaksel Periksa Air Tanah Restoran dan Gedung

Ia mengatakan, pihaknya pun telah melayangkan surat imbauan pada sejumlah tempat makan elite, Hotel Bumi Wiyata, dan Universitas Gunadarma untuk menggunakan air PDAM.

“Kalau untuk Hotel Bumi Wiyata dan Universitas Gunadarma sudah dua kali kami layangkan suratnya terkait penawaran layanan air bersih melalui perpipaan PDAM, namun belum ada tanggapan,” ucapnya.

Menurut dia, minimnya pengawasan penggunaan air tanah yang dilakukan di Kota Depok dinilai menjadi faktor penggunaan air tanah yang berlebihan dan berdampak pada keberadaan air tanah di Kota depok.

Ia menjelaskan, pembangunan di Kota Depok harus diimbangi dengan distribusi air PDAM di Kota Depok.

Karena jika tidak, setiap bangunan yang ada di Kota Depok akan memanfaatkan air tanah yang berlebih untuk memenuhi kebutuhan penghuninya.

“Berdasarkan peneliti kebijakan ekonomi, asumsi jumlah manusia yang berada di Kota Depok bisa mencapai lebih dari 2,5 juta jiwa,” kata Imas.

Baca juga: Penagihan Pajak Diharapkan Bikin Warga DKI Berhenti Gunakan Air Tanah

Jadi, apabila ada 2,5 juta jiwa lebih yang menggunakan sumber daya air di kota dengan luas 200,29 kilometer persegi ini, maka pemanfaatan air tanah di Depok perlu dibatasi.

“Ya risikonya jika tidak segera dibatasi, air tanah yang ada di Kota Depok akan semakin habis dan dikhawatirkan tanah yang ada di Kota Depok akan ambles,” ucapnya.

Ia mengimbau agar masyarakat dan pengusaha dapat beralih menggunakan PDAM.

“Kalau gunakan PDAM selain nyaman kebersihannya kan juga dapat merawat ekosistem lingkungan dengan tetap menjaga air tanah,” tutup Imas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Megapolitan
Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Megapolitan
Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Megapolitan
Bangunan Toko 'Saudara Frame' yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Bangunan Toko "Saudara Frame" yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Megapolitan
Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Megapolitan
Cerita 'Horor' Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta 'Resign'

Cerita "Horor" Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta "Resign"

Megapolitan
Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Megapolitan
MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

Megapolitan
Polisi Periksa Satpam dan 'Office Boy' dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Polisi Periksa Satpam dan "Office Boy" dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Megapolitan
Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com