Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Gedung Bioskop di Senen yang Gelap dan Mencekam..

Kompas.com - 14/03/2019, 16:45 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bioskop Mulia Agung di kawasan Senen, Jakarta Pusat kini tinggal kenangan.

Pasalnya, salah satu tempat hiburan favorit warga Jakarta itu tutup secara permanen sejak awal tahun 2015.

Kompas.com berkesempatan untuk menelusuri jejak bioskop itu pada Kamis (14/3/2019) dengan ditemani salah satu proyeksionis film Bioskop Mulia Agung bernama Danny Mulyana.

Menurut Danny, gedung bioskop itu dibangun sejak tahun 1920-an dan menjadi salah satu tempat hiburan favorit pada tahun 1970 hingga 2000-an.

Baca juga: Menanti Beroperasinya Bioskop Rakyat di Teluk Gong

Gedung bioskop itu terdiri dari dua lantai, yakni Bioskop Mulia Agung di lantai dua dan Bioskop Grand Mulia di lantai pertama. 

Bioskop Mulia Agung mempunyai tiga ruangan, sementara Bioskop Grand Mulia mempunyai dua ruangan.

"Gedung Mulia Agung itu sudah lebih dulu ada. Sementara Bioskop Grand Mulia baru ada sejak tahun 1980-an," kata Danny kepada Kompas.com.

Memasuki lobi bioskop, tampak mesin-mesin ATM berdebu yang diletakkan berjejer di depan loket pembelian tiket. Cat pada dinding loket pun sudah mengelupas.

Hanya tampak tulisan 'Hanya Grand 1' dan jadwal pemutaran film di depan loket pembelian tiket.

"Hari ini jam pertunjukan 15.00-17.00-19.00-21.00," demikian bunyi keterangan di depan loket pembelian tiket tersebut. Jadwal tersebut berlaku ketika bioskop masih beroperasi. 

Sembari menelusuri lobi bioskop itu, Kompas.com melewati lantai berdebu dan tercium aroma ruangan yang berdebu.

Perjalanan pun dilanjutkan ke ruangan Grand 1. Kompas.com hanya bisa memasuki ruangan Grand 1 di lantai pertama lantaran ruangan bioskop lainnya telah rusak.

Baca juga: Harapan Pedagang dan Tukang Becak atas Dibukanya Bioskop Rakyat...

Sesampainya di sana, suasana gelap dan berdebu langsung menyambut. 

Kompas.com harus menyalakan cahaya dari telepon genggam agar dapat menelusuri ruangan tersebut.

Ruangan proyektor bioskop Mulia Agung di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2019).KOMPAS.COM/ RINDI NURIS VELAROSDELA Ruangan proyektor bioskop Mulia Agung di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2019).

Ruangan Grand 1 tampak luas. Danny menyebut, ruangan tersebut dapat menampung 1.500 penonton.

"Dulu bisa menampung sampai 1.500 penonton. Kalau saya dulu bertugas di sebuah ruangan di atas kursi-kursi penonton. Bertugasnya kan sebagai proyeksionis film," ujar Danny.

Kursi-kursi penonton tampak berdebu dan tak terurus. Kayu-kayu atap ruangan juga berceceran di lantai.

Mesin-mesin ATM turut diletakkan berjejer di depan layar pemutaran film.

Suasana mencekam menyelimuti ruangan gelap tersebut. Tak ada suara apapun di ruangan tersebut.

Perjalanan berlanjut menuju ruangan proyektor. Mesin-mesin proyektor tampak usang, berkarat, dan berdebu.

Untuk mencapai ruangan itu, Kompas.com harus melewati tangga kayu yang terdiri dari enam anak tangga.

Adapun ruangan proyektor tersebut berdekatan dengan tempat peletakan poster-poster film yang dapat dilihat dari sisi Jalan Senen Raya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com