Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Berasa di Singapura kalau Naik MRT..."

Kompas.com - 16/03/2019, 22:20 WIB
Cynthia Lova,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 120 penyandang disabilitas memuji transportasi publik berbasis rel, Moda Raya Terpadu Jakarta saat pertama kali mencobanya.

Sejumlah penyandang disabiltas tersebut menyatakan, fasilitas MRT ini membuat seakan dirinya di luar negeri.

Seperti disampaikan Nita, 35 tahun yang mengikuti uji coba MRT untuk penyandang disabilitas.

Salah seorang tuna rungu, Nita, warga Depok ini mengaku terkesan dengan adanya moda transportasi ini.

Baca juga: Pengalaman Ikut Coba MRT Bersama Penyandang Disabilitas

"Kesanku, pas di Stasiun Bunderan HI nunggu berangkat itu berasa waktu aku di Singapura," kata dia sambil tertawa di Stasiun Bundaran HI, Sabtu (16/3/2019).

Nita sampai tidak bisa menghitung durasi video yang dia ambil sepanjang perjalanan ini.

Kemudian, Alfy menyatakan secara keseluruhan fasilitasnya telah dinilai bagus dan ramah disabilitas.

Namun, menurutnya liftnya kurang besar bagi dia yang menggunakan kursi roda.

"Cuma cukup dua kursi roda, jadi emang agak sempit sih, tapi bagus tombolnya rendah jadi tidak susah pencetnya," ujarnya.

Baca juga: Cerita Cheta, Penyandang Disabilitas, Jajal MRT

Yuna, salah satu penyandang disabilitas lainnya juga mengaku bangga dengan adanya moda transportasi yang canggih tersebut.

Namun yang kurang menurut dia, suara pengumuman pemberhentian di setiap stasiun kurang terdengar jelas.

"Tapi kalau toilet, AC, lift disabilitas sudah oke. Standar fasilitas untuk transportasi publik sudah terpenuhi sudah seperi pas saya di Malaysia dan Singapura persis kok kaya gini," kata dia.

Dengan fasilitas dan kecepatan yang ditawarkan Ratangga, Yuna mengaku tidak keberatan dengan usul tarif dari Pemerintah Provinsi DKI sebesar Rp 10 ribu per 10 kilometer.

Baca juga: Ingin Ikut Uji Coba Kereta MRT? Begini Alurnya...

"Tidak masalah sih, kan fasilitas yang kita dapatkan juga baik," kata dia.

Adapun uji coba publik kereta MRT fase 1 dilakukan mulai 12-23 Maret 2019. Hingga 11 Maret, tercatat 184.738 orang yang mendaftar untuk mengikuti rangkaian uji coba tersebut.

Total kuota untuk uji coba tersisa sebanyak 100.862 orang dari 285.600 orang. Uji coba MRT akan dilakukan sejak pukul 08.00-16.00 WIB dengan total 98 perjalanan dalam sehari.

PT MRT Jakarta menerapkan sistem kuota saat uji coba operasi penuh kereta MRT untuk publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com