JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Santoso menilai, Moda Raya Terpadu (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) Jakarta yang masing-masing baru satu rute tidak akan signifikan mengurai kemacetan di banyak tempat di Jakarta.
Sebab, dua moda transportasi publik itu masing-masing baru memiliki satu jalur, yakni MRT Fase I rute Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Lebak Bulus sepanjang 15,7 kilometer dan LRT Fase I rute Kelapa Gading-Velodrome sepanjang 5,8 kilometer.
"(MRT dan LRT) ini belum signifikan berdampak mengurai kemacetan dan mengurangi cost yang dikeluarkan oleh rakyat terhadap kemacetan itu," kata Santoso di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2019).
Baca juga: DPRD Harap Subsidi Tarif MRT dan LRT Tak Membebani APBD DKI
Santoso menyampaikan, dua moda transportasi publik berbasis rel itu baru akan mampu mengurai kemacetan secara signifikan jika sudah dibangun di banyak lokasi di Ibu Kota.
"Signifikan itu kalau MRT-nya sudah sampai puluhan kilometer, LRT-nya sudah panjang, komuternya sudah ada. Jadi, kita keluar pintu, sudah ada alat transportasi massal, itu baru bisa mengurangi (kemacetan)," kata Santoso.
Komisi C DPRD DKI hingga saat ini masih membahas subsidi dan tarif untuk MRT dan LRT Jakarta. Komisi C ingin besaran subsidi yang dibebankan pada APBD DKI Jakarta itu benar-benar dihitung dengan matang.
Sebab, selain untuk MRT dan LRT, APBD DKI Jakarta juga menanggung subsidi untuk transjakarta.
Pemprov DKI Jakarta sebelumnya mengusulkan tarif Rp 10.000 per penumpang untuk MRT Jakarta rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI). Sementara untuk LRT Jakarta rute Kelapa Gading-Velodrome, Pemprov DKI mengusulkan tarif Rp 6.000 per penumpang.
Dengan tarif tersebut, Pemprov DKI harus menggelontorkan subsidi Rp 572 miliar untuk MRT dan Rp 327 miliar untuk LRT dari APBD DKI 2019. Subsidi untuk MRT dan LRT itu harus disetujui DPRD DKI Jakarta.
Baca juga: Subsidi dan Tarif MRT Jakarta Belum Tentu Diputuskan Sebelum Peresmian 24 Maret
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.