DEPOK, KOMPAS.com - Sejak tahun 2017, transportasi online berkembang semakin pesat.
Hal ini berdampak bagi sejumlah pengemudi angkutan umum atau angkot, salah satunya di Kota Depok, Jawa Barat.
Satgas Organda Kota Depok Syafrial Koto mengatakan, jumlah penumpang angkot kini berkurang hingga setengah dari yang sebelumnya.
Jumlah angkot di Kota Depok yang semula 2.784 unit pun berkurang hingga setengahnya juga.
Baca juga: Bagaimana Penumpang Angkot Tak Berkurang? Grab Car Itu Bisa Angkut Sekaligus 4
"Jadi yang biasanya bawa 12 orang sekarang bawa enam orang di angkot," ucap Syafrial di Terminal Depok, Kamis (21/3/2019).
"Bagaimana tidak berkurang, GrabCar itu dapat mengangkut sekaligus empat orang yang harusnya bisa jadi penumpang kami (angkot)," ujar Syafrial.
Ia menyebut, integrasi Terminal Depok dengan stasiun commuter line tidak membawa perubahan berarti dalam peningkatan jumlah penumpang angkot.
Sementara itu, sopir angkot di Terminal Depok, Jeje Suhendang, menilai angkot sudah kalah saing dengan transportasi online.
Pengemudi angkot D 110 Terminal Depok-Cinere itu mengatakan, penghasilannya ikut menurun setelah kalah bersaing dengan transportasi online.
Biasanya, ia mendapatkan Rp 150.000 dalam sehari. Namun sejak ada transportasi online, ia hanya mendapat Rp 50.000 per harinya.
"Nih kami dapat Rp 270.000, buat setoran angkot Rp 120.000, buat uang bensin lagi Rp 100.000. Ya sudah sisanya baru buat saya palingan dapat Rp 50.000," ucap Jeje.
Oleh karena itu, Organisasi Angkutan Darat (Organda) mengusulkan beberapa jenis angkot yang dapat mengimbangi pesatnya perkembangan transportasi online.
Mereka mengusulkan angkutan kota dijadikan angkutan kawasan yang melayani door to door atau hingga depan rumah dan berbasis aplikasi.
Baca juga: Curhat Sopir Angkot, Penghasilan Berkurang karena Ojek Online
“Kami antarkan sampai depan rumah dengan angkutan lebih kecil atau angkutan kawasan dengan berbasis aplikasi online. Nantinya juga pembayarannya melalui uang nontunai sehingga memudahkan penumpang,” ujar Syafrial.
Selain itu, Organda juga tengah menyiapkan angkot yang dilengkapi dengan pendingin udara.
Mengenai angkutan berpendingin udara (AC) ini, Organda menyiapkan empat jenis angkutan, yakni angkutan medium 3/4 dengan AC, angkutan kecil AC, angkutan kawasan, dan angkutan berupa bus wisata di Depok.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Abdul meminta Pemkot Depok untuk menyiapkan regulasi terkait perubahan pelayanan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.