Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Timses Jokowi Merasa Hoaks Lawan yang Lebih Berat dari Prabowo...

Kompas.com - 22/03/2019, 08:20 WIB
Nursita Sari,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Jakarta tertinggal dibandingkan pesaingnya pada Pilpres 2019, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dalam survei terbaru Litbang Kompas.

Survei yang digelar pada 22 Februari-5 Maret 2019 itu menunjukkan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di Jakarta sebesar 36,3 persen, sementara Prabowo-Sandiaga unggul dengan 47,5 persen.

Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.

Tim Kampanye Daerah (TKD) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) DKI Jakarta merasa Jokowi bertarung melawan hoaks di Jakarta.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Maruf Disukai karena Agama, Sandiaga karena Pendidikan dan Usia Muda

Hoaks itu dipercaya warga sehingga memengaruhi elektabilitas Jokowi-Ma'ruf.

"Yang kami rasakan di TKD, ini bukan pertarungan Pak Jokowi dengan Prabowo, tapi Pak Jokowi dengan hoaks," ujar Dewan Pengarah TKD KIK DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas, Kamis (21/3/2019).

Hasbi menyampaikan, ada sejumlah hoaks yang menyerang Jokowi, mulai dari Jokowi bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI) sampai kabar azan akan dihapus jika dia bersama Ma'ruf memenangkan Pilpres 2019.

TKD KIK tidak mengetahui siapa yang membuat berbagai hoaks itu.

"Isu agama, PKI, azan, isu agamalah yang isinya mendiskreditkan Pak Jokowi," kata Hasbi.

Curhat Jokowi

Dalam berbagai kesempatan, Jokowi sering kali menyinggung sejumlah hoaks yang dialamatkan kepadanya.

Contohnya ketika Jokowi melakukan kunjungan kerja sebagai Presiden di Provinsi Lampung, Jumat (8/3/2019).

Saat itu, Jokowi meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan kabar hoaks.

Jokowi kemudian menyinggung soal hoaks yang menyebut azan akan dihapus apabila ia dan Ma'ruf memenangkan Pilpres 2019.

"Katanya nanti pemerintah azan tidak boleh. Kapan? Tidak ada seperti itu. Coba saya tanya siapa yang berani melarang azan ada tidak? Negara kita ini negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, kok azan dilarang, logikanya kan tidak masuk," kata Jokowi di Masjid Istiqlal, Bandar Jaya, Lampung Tengah.

Jokowi juga sering mengklarifikasi tuduhan dia adalah bagian dari PKI. Jokowi menegaskan bahwa isu itu hoaks belaka.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Sandiaga Kuasai Pemilih Milenial, Maruf Berjaya di Kelompok Tua

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com