JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mungkin menjadi orang paling sibuk dalam beberapa pekan terakhir jelang persemian moda raya terpadu (MRT) Jakarta pada Minggu (24/3/2019) lalu.
Sebagai orang nomor satu di PT MRT Jakarta, ia beberapa kali mendampingi Presiden Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menguji coba MRT Jakarta.
Kendati menjadi sosok yang menuntaskan pembangunan MRT Jakarta, William baru bergabung dengan PT MRT Jakarta pada pertengahan jalan proyek, tepatnya pada Oktober 2016.
Baca juga: Melihat Budaya Antre dan Tertib yang Mulai Tampak di Stasiun MRT...
Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan bahwa William dipilih karena pengalamannya saat membangun Aceh kembali setelah bencana tsunami pada 2004.
"Karena pengalaman dia di Aceh habis tsunami," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (18/10/2016).
William sebelumnya tergabung dalam Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias yang dibentuk Pemerintah pada 2005 pasca-bencana tsunami di Aceh dan Nias.
Dalam waktu singkat, William bersama timnya kembali menghidupkan Nias dengan membangun 600 kilometer (km) jalan baru serta membangun 200 sekolah dan klinik.
William mempunyai latar belakang pendidikan di bidang konstruksi.
Dikutip dari Kontan.co.id, William memperoleh gelar sarjana teknik sipil dari Universitas Hasanudin.
Selanjutnya, ia mengenyam pendidikan transport engineering di University of New South Wales dan memperoleh gelar PhD di University of Canterbury, Selandia Baru untuk bidang geografi.
Baca juga: Anies Ingin Tarif MRT Lebih Murah dari Ojek Online
Setelah sukses membangun kembali Nias, William sempat berkiprah di sejumlah lembaga, mulai dari menjadi Ketua Tim Recovery Pasca-Gempa Myanmar hingga bergabung dalam Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).
Setelah ditunjuk menjadi Dirut PT MRT Jakarta, William langsung tancap gas. Persoalan pembebasan lahan menjadi pekerjaan rumah terbesarnya ketika itu.
"Saya fokus dalam masalah pembebasan lahan karena itu salah satu masalah besar yang mempengaruhi pekerjaan kami di MRT," kata William dikutip dari Kontan.co.id.
Seiring waktu berjalan, masalah pembebasan lahan akhirnya terurai. Proyek MRT yang membentang sepanjang 16 kilometer dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia pun selesai dikerjakan.
Selebihnya mengenai MRT, bisa Anda simak melalui VIK MRT yang Mengubah Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.