JAKARTA, KOMPAS.com - Tanggul di Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan tergerus pada Minggu (31/3/2019) sore. Kebocoran itu menyebabkan permukiman Kampung Air yakni RT 003 dan 004 RW 006 Jatipadang dilanda banjir yang cukup deras.
Selain tanggul yang tergerus, banjir juga disebabkan luapan dari kali saat hujan deras mengguyur sekitar pukul 15.00. Akibatnya, air membanjiri rumah warga dengan derasnya.
Pantauan Kompas.com di lokasi pada Minggu malam, arus cukup kencang masih ada di sebagian gang. Tali tambang pun disediakan untuk menjaga orang yang berjalan agar tidak terseret.
Dari 180 warga yang terdampak, sekitar 30 di antaranya masih bertahan dengan tidur di Masjid Al Ridwan yang berada di dekat situ.
Baca juga: Viral Motor Terseret Banjir Deras di Jatipadang, Begini Ceritanya...
Terus berulang
Sandi, warga RT 003 RW 006 Jatipadang menceritakan tanggul yang berada di dekat rumahnya sebenarnya tidak jebol seperti lazimnya tanggul. Jebol terjadi di bagian bawah tanggul yang tergerus.
"Tadi sekitar jam 14.00 hujan deras, belum sejam tiba-tiba jalanan keangkat, jebol dari bawah, air langsung masuk deras banget," kata Sandi ditemui di rumahnya, Minggu malam.
Kata Sandi, kejadian ini baru yang kedua terjadi di 2019. Jebol pertama terjadi pada 13 Januari 2019 lalu. Intensitas kerusakan tanggul jauh berkurang dibanding tahun sebelumnya. Sebelum tanggul kokoh dibangun di Jatipadang, jebol terus terjadi hingga enam kali sejak jebol pertama pada Oktober 2017.
"Setelah ditanggul ternyata masih jebol-jebol juga. Ya tetap bakal begini sih orang kalinya menyempit ke sana," ujar Sandi.
Baca juga: Tanggul Jatipadang Tergerus, Permukiman Warga Terendam Banjir
Bom waktu
Hal yang sama diungkapkan Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan Holi Susanto. Pekerjaan tambal sulam terus dilakukannya. Namun, ia meyakini itu bukan solusi permanen.
Tanggul dan sodetan yang dibangunnya tak cukup untuk mencegah banjir. Sebab menurutnya, penebalan dan peninggian bisa kalah dengan air ketika debit tinggi dan arusnya deras.
"Saya sendiri enggak yakin (setelah ditambal) bisa selamat enggak, ini bom waktu," ujar Holi.
Holi menilai solusi yang tepat adalah melebarkan badan sungai yang ada. Kali penghubung (PHB) Pulo yang kerap meluap ini lebarnya sekitar lima meter.
Baca juga: Kesaksian Warga Lihat Derasnya Banjir akibat Tanggul Jatipadang Tergerus
Kali ini mengalir dari dua hulu yakni Pintu Air Setu Babakan dan Pintu Air Betawi Ngumpul. Padahal, hari itu, kedua pintu air sudah ditutup agar aliran ke hilir tidak deras saat hujan.