Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Indikator Waktu Lampu Lalu Lintas Bertambah, Begini Penjelasannya

Kompas.com - 04/04/2019, 21:31 WIB
Cynthia Lova,
Icha Rastika

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Lampu lalu lintas di Jalan Margonda, tepatnya di Simpangan Ramanda menjadi perbincangan di media sosial karena indikator waktu pada lampu merah itu tidak berkurang seperti pada umumnya, tetapi mahal bertambah.

Video mengenai lampu merah itu diunggah akun Instagram @infodepok_id.


Menurut Kepala Dinas Perhubungan Depok Dadang Wihana, indikator waktu yang bertambah normal terjadi pada lampu lalu lintas.

“Itu hal yang biasa terjadi karena lampu lalu lintas itu menggunakan sistem kontrol yang diatur oleh Dinas perhubungan,” ujar Dadang saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (4/4/2019).

Sistem kontrol tersebut, kata dia, untuk mengatasi kemacetan.

Baca juga: Sebabkan Kemacetan, Durasi Lampu Merah di Jalan Matraman Raya Akan Diatur Ulang

Dengan sistem kontrol ini, Dinas Perhubungan dapat mengatur waktu dan lama nyala lampu lalu lintas yang disesuaikan dengan waktu dan hari saat kondisi lalu lintas normal, padat, maupun lengang.

Dadang juga mengatakan, pihaknya menggunakan pengendali mikro (microcontroller) yang difungsikan sebagai sistem kontrol lampu lalu lintas dilengkapi dengan real time clock (RTC).

Adapun RTC digunakan sebagai acuan waktu yang akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Dalam sehari, kata dia, Dishub bisa membuat tiga kali siklus yang disesuaikan dengan volume lalu lintas.

Baca juga: Lampu Merah 180 Detik Sebabkan Kemacetan Mengular di Jalan Matraman Raya

Ia mencontohkan waktu nyala lampu lalu lintas hari Senin hingga Kamis misalnya, untuk kondisi padat 1 akan dinyalakan lampu hijau selama 45 detik, kondisi padat 2 akan dinyalakan lampu hijau 38 detik, kondisi padat 3 akan dinyalakan lampu selama 39 detik, dan untuk kondisi normalnya lampu hijau tersebut akan dinyalakan selama 30 detik.

“Nah yang dilihat netizen itu pas pergantian waktu siklus antar-program, setelah pergantian program tersebut nantinya akan kembali normal kok,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com