JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir setiap tahun, kawasan Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan tidak pernah luput dari banjir.
Seakan banjir sudah menjadi tradisi tahunan yang sudah ditanggapi santai warga.
Mereka seakan menerima kondisi tersebut. Bahkan, berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, beberapa rumah didesain agak tinggi untuk mengantisipasi banjir.
Warga pun terlihat sudah biasa menghadapi banjir akibat bocornya tanggul seperti yang terjadi pada Minggu (31/3/2019) dan Selasa (2/4/2019).
Baca juga: Atasi Banjir di Jatipadang, Sodetan Akan Dibangun ke Setu Babakan
Jalanan rumah yang hanya muat satu motor dan saluran air kotor pun menambah kesan kawasan ini tidak layak huni.
Namun, di balik situasi seperti itu, banyak warga yang memilih tetap tinggal di lokasi tersebut.
Linda (41), seorang warga, mengakui bahwa wilayah tempat tinggalnya rawan banjir. Menurut dia, sejak 2002, daerah itu kerap banjir.
Masalahnya pun kurang lebih sama, yakni saluran air yang tersumbat atau tanggul yang jebol. Namun, Linda enggan pindah karena mengaku sudah lama tinggal di sana.
"Bagaimana ya, saya tinggal di sini dari tahun 90-an, dari sebelumnya saya menikah. Kalau pindah ke tempat lain lagi, nanti membaur lagi sama tetangga, sama lingkungan baru, mulai dari nol lagi deh," kata dia, Kamis (4/4/2019).
Dia juga beralasan, anak-anaknya sudah bersekolah di daerah tersebut. Menurut dia, akan sulit bagi anak-anaknya untuk pindah saat tengah bersekolah.
Selain itu, banyak saudara dan kerabat Linda yang tinggal di tempat itu. Hal itulah yang menjadi pertimbangan Linda untuk tidak pindah.
"Kalau bisa, pemerintah betulin tanggulnya supaya lebih kuat lagi," ujar dia.
Memilih untuk menetap juga disampaikan oleh Sigit (50), warga RT 003 RW 006. Ia enggan pindah karena masih tinggal bersama orangtuanya.
"Saya masih ikut orangtua saya. Jadi di rumah itu ada dua KK. Kalau orangtua saya pindah, ya saya pindah, kalau orangtua saya di sini, ya saya di sini," kata dia.
Sigit pun tak memungkiri bahwa tempat tinggalnya rawan banjir. Menurut dia, daerah itu dulunya rawa-rawa.