JAKARTA, KOMPAS.com – Sepulang kerja, Kinasih (29) biasanya berjalan kaki dari kantornya di kawasan Thamrin menuju Stasiun KA Sudirman untuk kemudian naik kereta hingga Stasiun Kebayoran Baru.
Dia memang terbiasa menggunakan kereta rel listrik (KRL) untuk pulang kantor dari Sudirman ke Kebayoran.
Nanti, adik laki-lakinya akan menjemput dia di Stasiun KA Kebayoran dengan sepeda motor untuk membawanya ke rumah di kawasan Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Hitung-hitung, jika menggunakan KRL, saban pulang kerja, Kinasih hanya mengeluarkan Rp 3.000 untuk ongkos.
Meski begitu, ongkos murah tadi ia tebus dengan sedikit repot. Ia perlu berjejalan bersama tubuh-tubuh lain di kereta yang sesak saat hari berangsur malam.
“Sesaknya itu yang enggak tahan kadang-kadang,” keluh Kinasih saat ditemui Kompas.com pada Kamis (4/4/2019) dalam perjalanan di MRT menuju Stasiun Lebak Bulus.
Baca juga: Ada MRT dan Integrasi Antar Moda, Penumpang KA Bandara Naik 11 Persen
Sejak masa uji coba moda raya terpadu (MRT) hingga kini, Kinasih rutin menggunakan kereta bernama Ratangga itu sebagai angkutan pulang kerja.
Hingga saat MRT telah beroperasi secara komersial per Senin (1/4/2019), ia mengaku tak begitu acuh pada besaran biaya yang perlu ia keluarkan untuk menumpang MRT.
Padahal, ia menempuh rute MRT dari awal sampai tuntas, yakni dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Lebak Bulus dengan ongkos sebesar Rp 7.000 sekali jalan (tarif normal Rp 14.000; saat ini masih berlaku diskon 50 persen).
“Harga malah lebih mahal daripada kereta, karena saya harus pakai ojek lagi," kata Kinasih.
Ia pun mengakui bahwa waktu yang diperlukannya untuk sampai rumah menggunakan MRT lebih lama dibandingkan dengan naik KRL.
Waktu tempuh MRT dari Bundaran HI-Lebak Bulus memang berkisar selama 30 menit.
Itu belum termasuk waktu untuk bermacet-macetan dengan ojek online dari Stasiun Lebak Bulus ke rumahnya di Tanah Kusir.
“Tapi, kan enggak usah desak-desakan kayak di kereta,” ucap Kinasih soal pertimbangan utamanya beralih menggunakan MRT.
Sementara itu, jika naik KRL, ia perlu waktu 20 menit mencapai Stasiun KA Kebayoran untuk kemudian dijemput adiknya dengan sepeda motor hingga sampai di rumah di Tanah Kusir.
Baca juga: Mewujudkan Zero Waste di MRT Jakarta