JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak dua petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Jakarta Timur meninggal dunia selepas pelaksanaan Pemilu 2019 pada Rabu (17/4/2019).
Ketua KPU Jakarta Timur Wage Wardhana mengatakan, kedua petugas itu diduga kelelahan setelah melaksanakan proses pemungutan suara hingga larut malam bahkan dini hari.
"Penyebabnya kelelahan, karena penghitungan surat suara sampai pukul 03.00, 04.00 pagi, langsung antar kotak. Kebayang ya, Mas, masuk angin dan lain-lain," kata Wage kepada Kompas.com, Senin siang.
Baca juga: Sempat Dirawat 5 Hari, Petugas KPPS di Cianjur Meninggal karena Kelelahan
Wage menambahkan, ada dua orang lainnya yang kini terbaring di rumah sakit akibat kelelahan.
Hal itu belum ditambah petugas-petugas lain yang mengalami penyakit ringan.
Wage berpendapat, Pemilu sebaiknya tidak dilakukan secara serentak karena memforsir tenaga petugas KPPS berkali-kali lipat dibanding sebelumnya.
Baca juga: 54 Petugas KPPS Meninggal, Desakan Evalusi Muncul dan Tanggapan KPU
"Catatan kita ke depan, (pemilu) enggak bisa diadakan serentak. Pemilu 2019 banyak surat suara, C1 saja 16 tambah 26, tambah 2. Belum lagi buat Panwaslu dan lain-lain, kasihan sekali," ujarnya.
Sementara itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mencatat hingga Senin (22/4/2019), jumlah Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) yang meninggal dunia mencapai 26 orang di seluruh Indonesia.
Sebagian besar anggota Panwaslu meninggal disebabkan karena kelelahan usai bertugas saat hari pemungutan dan penghitungan suara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.