Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/04/2019, 21:49 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Komnas Perempuan, Azriana, meminta pemerintah mengambil langkah cepat guna menutupi celah terjadinya kekerasan seksual antara penumpang-mitra pengemudi transportasi daring (online).

Komnas Perempuan telah menerima 406.178 kasus kekerasan seksual selama 2018 silam, dua kasus di antaranya terjadi di transportasi daring.

Di sisi lain, publik juga dikejutkan dengan kasus dugaan perkosaan yang menimpa seorang perempuan penyedia jasa pijat melalui salah satu aplikasi penyedia jasa transportasi daring (dalam jaringan).

Baca juga: UI: 4 Hal Urgensi Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

“Ini ruang baru, akan banyak masalah yang timbul dari ruang ini. Saya penekanannya lebih ke pemerintah,” kata Azriana di kantor Komnas Perempuan, Rabu (24/4/2019).

“Harapan kami memang pemerintah dalam waktu dekat bisa mengambil langkah cepat untuk tahu ini. Kita tidak perlu menunggu kasus viral baru bisa menyikapi,” kata dia.

Azriana beranggapan, saat ini masih terdapat celah dalam sistem perlindungan warga, terutama perempuan dalam relasi yang unik antara penumpang, mitra pengemudi, dan penyedia jasa transportasi daring. Celah itu, sambungnya, belum dikenali betul oleh sistem hukum maupun sistem perlindungan konsumen di Indonesia.

“Padahal, ruang untuk terjadinya kekerasan dalam ruang yang sebetulnya ruang publik ini tidak hanya terjadi ketika layanan aplikasi digunakan. Bisa juga hingga sesudahnya, seperti penyalahgunaan nomor dan identitas oleh pelaku,” papar dia.

Pemerintah diminta agar menyikapi kemajuan teknologi transportasi dengan mencegah kalangan perempuan dari potensi kekerasan seksual, termasuk memastikan prinsip-prinsip panduan PBB tentang bisnis dan HAM sebagai acuan industri transportasi daring.

Pasalnya, moda transportasi daring terlanjur dipandang aman dan memudahkan pergerakan penumpang perempuan.

“Transportasi online ini kemudian hadir menjadi pilihan sebagian besar perempuan karena dirasa lebih aman, lebih mudah, lebih nyaman,” ujar Azriana.

“Pemerintah, menurut saya, harus bisa memfasilitasi ini semua. Jangan sampai menimbulkan ketakutan baru,” tambah dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ponsel Jemaah Sering Ketinggalan, Marbut Masjid Al Jabr: Kalau Saya yang Temukan, Pasti Aman

Ponsel Jemaah Sering Ketinggalan, Marbut Masjid Al Jabr: Kalau Saya yang Temukan, Pasti Aman

Megapolitan
Polisi Tangkap Pasutri di Tangerang yang Tawarkan Prostitusi Anak secara 'Online'

Polisi Tangkap Pasutri di Tangerang yang Tawarkan Prostitusi Anak secara "Online"

Megapolitan
F-Gerindra DKI Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis dan Pertahankan KJMU

F-Gerindra DKI Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis dan Pertahankan KJMU

Megapolitan
Pengedar Gagal Selundupkan Narkoba di PN Depok karena Ketahuan Petugas

Pengedar Gagal Selundupkan Narkoba di PN Depok karena Ketahuan Petugas

Megapolitan
Polisi Kerahkan 3.355 Personel Gabungan Kawal Demo di DPR dan KPU RI

Polisi Kerahkan 3.355 Personel Gabungan Kawal Demo di DPR dan KPU RI

Megapolitan
Pengadilan Sita Narkoba yang Diselundupkan Ahmad Syahroni ke PN Depok Pakai Nasi dan Gorengan

Pengadilan Sita Narkoba yang Diselundupkan Ahmad Syahroni ke PN Depok Pakai Nasi dan Gorengan

Megapolitan
Pencuri Brankas Rumah di Ciracas Tersenyum Usai Beraksi, Terekam CCTV

Pencuri Brankas Rumah di Ciracas Tersenyum Usai Beraksi, Terekam CCTV

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Yogyakarta untuk Mudik Lebaran 2024

Tarif Tol Jakarta-Yogyakarta untuk Mudik Lebaran 2024

Megapolitan
Geledah Klinik Dokter Gadungan di Bekasi, Polisi Sita Jas Dokter dan Obat-obatan

Geledah Klinik Dokter Gadungan di Bekasi, Polisi Sita Jas Dokter dan Obat-obatan

Megapolitan
Dishub Bogor Bakal Pekerjakan Sopir Angkot Konvensional ke Angkot Listrik

Dishub Bogor Bakal Pekerjakan Sopir Angkot Konvensional ke Angkot Listrik

Megapolitan
Pemprov DKI Buka Posko KJMU di Setiap Wilayah, Berikut Daftarnya

Pemprov DKI Buka Posko KJMU di Setiap Wilayah, Berikut Daftarnya

Megapolitan
Polisi Tangkap Dokter Gadungan di Bekasi, Praktik sejak 2019

Polisi Tangkap Dokter Gadungan di Bekasi, Praktik sejak 2019

Megapolitan
Maling Brankas di Ciracas Panjat Pagar dan Bobol Pintu Rumah Pakai Linggis

Maling Brankas di Ciracas Panjat Pagar dan Bobol Pintu Rumah Pakai Linggis

Megapolitan
Dishub Siapkan Diklat bagi Calon Sopir Angkot Listrik di Bogor

Dishub Siapkan Diklat bagi Calon Sopir Angkot Listrik di Bogor

Megapolitan
Demi Hapus Rasa Sepi, Sudarman Jadi Marbut Masjid di Usia Senja

Demi Hapus Rasa Sepi, Sudarman Jadi Marbut Masjid di Usia Senja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com