Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Warga Pasar Minggu yang Ingin Terbebas dari Banjir...

Kompas.com - 25/04/2019, 11:48 WIB
Walda Marison,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 41 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di Jalan Rukun Ujung RT 005 RW 005 Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (24/4/2019) pagi.

Banjir terjadi karena lupanan air di Kali Ciliwing yang berada di sekitar permukiman warga.

Air diketahui mulai menggenangi pemukiman sejak pukul 05.00 dengan ketinggian kurang lebih satu meter. Namun air mulai surut saat memasuki pukul 09.00

Salah satu warga bernama Siti Arifah mengatakan, kondisi tersebut memang kerap terjadi di lingkunganya. Bahkan jika tidak hujan sekali pun, banjir bisa aja terjadi.

"Kadang kadang kalau enggak hujan suka banjir. Soalnya kali Ciliwung suka naik kalau ada kiriman ari dari Katulampa," jelasnya saat ditemui Kompas.com di lokasi banjir, Rabu (24/4/2019).

Baca juga: Kali Ciliwung Meluap, Banjir Rendam Permukiman di Pasar Minggu

Namun Siti yang juga istri dari ketua RT setempat  mengaku pasrah dengan kondisi tempat tinggal tersebut.

 

Banjir di Jalan Rukun Ujung, RT 05/05 Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan Karena Luapan Kali Ciliwung, Rabu (24/4/2019)KOMPAS.com / Walda Marison Banjir di Jalan Rukun Ujung, RT 05/05 Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan Karena Luapan Kali Ciliwung, Rabu (24/4/2019)

Sunardi selaku Sekertaris RT 05 RW 05 ini juga mengeluhkan hal yang sama, yakni seringnya kawasan tersebut dilanda banjir. Sangking seringnya, warga setempat sudah tidak kaget lagi jika terjadi banjr.

"Kalau banjir banjir seperti ini warga sudah terbiasa. Dulu ketika Katulampa siaga 1, di sini banjir sampai atas genteng, sekitar tahun 2007. Itu yang paling parah," jelasnya.

Baca juga: Kali Ciliwung Meluap, 41 KK Terdampak Banjir di Pasar Minggu

Dukung pemerintah perluas Kali Ciliwung

Sebenarnya, warga setempat menunggu langkah pemerintah, terutama pemerintah kota Jakarta Selatan untuk menangani banjir di kawasan ini.

Sunardi yang mewakili warga setempat mendukung jika pemerintah berencana membebaskan tanah untuk memperluas ukuran Kali Ciliwung.

Dengan diperluasnya ukuran kali, potensi banjir karena luapan air dari Katulampa akan mengecil.

Banjir di Jalan Rukun Ujung, RT 05/05 Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan Karena Luapan Kali Ciliwung, Rabu (24/4/2019)KOMPAS.com / Walda Marison Banjir di Jalan Rukun Ujung, RT 05/05 Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan Karena Luapan Kali Ciliwung, Rabu (24/4/2019)

Namun hal ini menjadi dilema karena Sunardi khawatir jika tanah yang dijual setara dengan penetapan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP). Dia menganggap nilai NJOP terlalu murah dan merugikan rakyat.

"Jangan istilahnya (harga jual) dibawah standart. Ya kalau mengikuti NJOP ya jadi kere kita semua. Kita nuntut tadinya punya lima puluh meter paling tidak 50 meter kembali lah," katanya.

"Pemerintah juga harus memikirkan kita punya tanah 50 meter ya minimal terbeli dengan harga layaknya 50 meter," ucapnya.

Baca juga: Banjir di Pasar Minggu Disebut karena Kiriman Air dari Katulampa

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com