Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Transjakarta Beralih ke Bus Listrik

Kompas.com - 30/04/2019, 13:48 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Operasional PT Transjakarta Daud Joseph menyampaikan, banyak pertimbangan yang harus diperhatikan jika mengganti seluruh bus transjakarta yang berbahan bakar gas (BBG) ke bus listrik.

Sebab, bus transjakarta BBG yang ada saat ini 2.400 unit. Karena banyaknya unit transjakarta itu, penggantiannya harus dilakukan bertahap.

"Jadi bertahap setelah semua itu selesai, baru kita lihat hasilnya apakah sudah layak untuk Jakarta ini beralih ke bus listrik atau tidak. Jika sudah, butuh waktu berapa lama? Sesuai dengan waktu ini tergantung berbagai pihak," kata Joseph saat dihubungi wartawan, Selasa (30/4/2019).

Baca juga: Anies Ingin Semua Bus Transjakarta Diganti Menggunakan Bus Listrik

Menurut dia, ada tiga aspek yang harus diperhatikan. Pertama, apakah penyedia bus memiliki stok yang cukup untuk menyediakan kebutuhan bus.

Kedua, dana dan anggarannya harus dipertimbangkan karena bus listrik harganya cukup mahal.

"Ketiga apakah operator punya kemampuan mengoperasikan kendaraan sebanyak itu. Jadi ini masih harus kita lihat dari hasil uji coba. Kalau saya lihat dari negara lain kelihatannya teknologi ini samgat mungkin untuk diciptakan, tapi harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian," tutur dia.

Untuk saat ini, DKI Jakarta sudah mempunyai tiga bus listrik yang telah pra-uji coba. Pada Juni nanti, bus listrik akan ditambah menjadi 10 unit.

Namun, semua bus listrik tersebut tidak dibeli tetapi diperoleh melalui kerja sama PT Transjakarta swasta.

Caranya, dengan membayar jasa pelayanan publik kepada penyedia, seperti BYD Company Ltd dan PT Mobil Anak Bangsa.

"Jadi TJ akan membayar kepada nantinya operator di mana operator inilah yang akan membeli bus-busnya. Kesiapan mengenai pengoperasian itu adanya di para operator. Dalam hal ini ada operator Kencana, Damri, Steady Safe, dan mereka lah yg berkoordinasi tetap dengan para penyedia," ujar Joseph.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan pra-uji coba tiga bus listrik, Senin (29/4/2019).

Baca juga: Alasan Ibu Hamil Harus Diberi Tempat Duduk di KRL hingga Transjakarta

Bus listrik ini merupakan dua bus listrik produksi BYD Company Ltd asal China dan satu bus listrik produksi dalam negeri dari PT Mobil Anak Bangsa.

Satu bus listrik BYD Company Ltd berukuran sedang dengan kapasitas tempat duduk 18 buah dan satu bus berukuran besar dengan kapasitas 31 tempat duduk.

Sementara itu, bus listrik dari PT Mobil Anak Bangsa memiliki 39 tempat duduk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com