Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Sabu dari Amerika Masuk Jakarta, Pelaku Diduga Uji Coba Jalur Baru

Kompas.com - 09/05/2019, 16:43 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelundupan 28 kilogram narkoba jenis sabu-sabu dari Amerika diduga sebagai bentuk uji coba oleh jaringan internasional untuk mencari jalan baru mengedarkan narkoba ke Indonesia.

"Ini kan percobaan nih makanya dikirim kecil, ternyata paket kecil itu murah hanya Rp 3 juta per paket untuk 6 kilo per paket itu termasuk murah," ujar Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Erick Fredriz kepada wartawan di kantornya Kamis (9/5/2019).

Erick mengatakan, jaringan yang diduga berasal dari China ini baru pertama kali mengirimkan sabu-sabu dari Amerika. Untuk itu, mereka mengirim dua orang utusan yang merupakan Warga Negara China agar bisa dikendalikan langsung oleh komplotan jaringan internasional tersebut.

 Baca juga: 1 Lagi WNA Diamankan Terkait Penyelundupan Sabu-Sabu dari Amerika

Lebih lanjut, Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe C Bandara Soekarno-Hatta, Erwin Situmorang mengatakan, selama ini pihaknya memang tidak terlalu mewaspadai paket kiriman dari Amerika Serikat. Pasalnya, baru ada dua kali penangkapan sabu-sabu dikirimkan dari sana.

"Pada umumnya (sabu-sabu) yang datang ke kita itu biasanya dari China, Malaysia, Nigeria, Thailand juga sudah mulai, tapi kita biasa tidak terlalu aware dengan barang dari Amerika karena kita pikir tidak terlalu beresiko," kata dia.

Ia menjelaskan, selama ini jika ada pengiriman barang dari negara-negara di Asia yang masuk ke Indonesia pihaknya benar-benar memeriksa kiriman tersebut lantaran seringkali temuan narkoba dikirimkan dari sana.

Namun atas temuan ini, Bea Cukai akan memperketat pemeriksaan dari seluruh pengiriman luar negeri agar mencegah masuknya narkoba ke wilayah Indonesia.

Baca juga: 28 Kilogram Sabu dari Amerika Akan Diselundupkan ke Jakarta

Adapun untuk mengelabui petugas, kata Erwin, dalam dokumen pengiriman yang dilampirkan pada paket narkoba tersebut disebutkan bahwa barang yang dikirim adalah kopi.

"Dalam dokumen mereka membohongi kita, di dokumen yang pertama bahwa mereka bilang barangnya itu barang yang seperti ini (kopi) ini barang yang mereknya benar-benar dari Amerika juga karena ada gambarnya Starbucks sehingga Amerika style banget," ucapnya.

Adapun dalam kasus ini, empat orang pelaku diamankan kepolisisan. Dari empat pelaku tersebut, dua di antaranya adalah warga negara China.

Sebanyak 16 Kilogram narkoba jenis sabu-sabu diamankan oleh unit narkoba Polres Metro Jakarta Barat di dua lokasi kantor ekspedisi. Sementara 12 kilogram yang akan dikirimkan ke Indonesia diamankan oleh Drug Enforcement Administration Amerika di Los Angeles setelah mendapat informasi dari Polres Metro Jakarta Barat.

Keempat orang tersebut kemudian dikenakan pasal 114 ayat (2) sub pasal 112 ayat (2) Jo Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman hukuman maksimal seumur hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com