Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Sabu dari Amerika, Ini Peran Dua WNA Asal China

Kompas.com - 09/05/2019, 19:29 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Metro Jakarta Kombes Hengky Haryadi mengatakan, bandar utama yang memasok narkoba jenis sabu-sabu asal Amerika berada di China. Oleh karena itu,mereka mengirimkan dua orang utusan langsung ke Indonesia yang kini sudah ditetapkan tersangka oleh kepolisian.

Keduanya adalah Cui Ming (26) dan Li Xiufen (22) yang merupakan warga negara asing (WNA) asal China.

"Jadi ini mastermind-nya itu dari China yang mengatur ini, dan sedang kami dalami. Yang jelas ada dua orang asing yang khusus datang ke Indonesia untuk memastikan barang ini sudah tiba," ucap Hengki di kantornya, Kamis (9/5/2019).

Ia memaparkan bahwa ini diluar kebiasaan bandar-bandar narkoba yang ada sebelumnya.

Biasanya, kata dia, bandar langsung mengirimkan narkoba ke pelanggan melalui kurir dan risiko langsung ada pada pelanggan.

Baca juga: 28 Kilogram Sabu dari Amerika Akan Diselundupkan ke Jakarta

Lebih lanjut, Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Erick Frendriz mengatakan, dari hasil interogasi kepada tersangka yang ditahan, mereka diarahkan langsung oleh bandar yang berada di China dan sudah nberkoordinasi dengan jaringan yang ada di Indonesia.

"Jadi dia tetap dikendali dari China sehingga dia ke mana pakai apa diarahkan karena dia tidak bisa Bahasa Indonesia," kara Erick.

Para tersangka diarahkan untuk mengambil barang haram tersebut melalui ekspedisi pengiriman. Lalu mereka akan kembali diarahkan menuju sebuah hotel yang belokasi di Taman Sari, Jakarta Barat untuk mengantarkan sabu-sabu tersebut.

Saat ditanyai wartawan melalui seorang penerjemah, Li Xiufen (22) salah seorang WNA yang ditetapkan sebagai tersangka tersebut mengaku tak mengetahui isi paket yang akan diterimanya tersebut.

Baca juga: Kasus Sabu dari Amerika Masuk Jakarta, Pelaku Diduga Uji Coba Jalur Baru

Namun ia mengaku akan mendapat bayaran apabila menjalankan arahan dari sosok yang berada di China tersebut.

"(Dapat) 30.000 Remnibi (mata uang China) atau kisaran Rp 60 juta," kata penerjemah yang mengartikam perkataan Li.

Adapun dalam kasus ini terdapat empat orang pelaku yang diamankan,  termasuk di antaranya dua orang WNA asal China.

Sebanyak16 Kilogram narkoba jenis sabu-sabu diamankan oleh unit narkoba Polres Metro Jakarta Barat sebagai barang bukti di dua lokasi kantor ekspedisi pada April 2019 lalu. Sementara 12 kilogram yang akan dikirimkan ke Indonesia diamankan oleh Drug Enforcement Administration Amerika di Los Angeles setelah mendapat informasi dari Polres Metro Jakarta Barat.

Narkoba asal Amerika ini diduga sebagai bahan uji coba jalur baru untuk memasukan narkoba ke Indonesia oleh pelaku yang tergabung dalam jaringan Internasional.

Adapun keempat orang tersebut kemudian dikenakan pasal 114 ayat (2) sub pasal 112 ayat (2) Jo Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman hukuman maksimal seumur hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com