Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Pabrik Bakso dan "Nugget" Ganggu Kenyamanan Warga Pondok Mekar Sari

Kompas.com - 13/05/2019, 20:38 WIB
Cynthia Lova,
Icha Rastika

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Warga Perumahan Pondok Mekar Sari RT 009 RW 012, Cimanggis, Depok mengeluhkan air berbau tak sedap di lingkungan mereka yang diduga berasal dari limbah pabrik bakso dan "nugget" di sekitar permukiman warga.

Seorang warga Perumahan Pondok Mekarsari, Iwan, mengatakan, limbah pabrik tersebut mengeluarkan bau yang menyengat sehingga menganggu kenyamanan warga.

“Warnanya hijau pekat, ada lemak-lemak minyaknya begitu. Baunya amis banget," ucap Iwan di Cimanggis, Depok, Senin (13/5/2019).

Iwan mengatakan, air yang disebut sebagai limbah dari pabrik nugget tidak setiap hari keluar.

Namun, saat air limbah itu keluar, aroma tidak sedap dapat tercium jelas, terlebih pada siang hari, atau ketika matahari terik.

Baca juga: Limbah Rumah Tangga Penyebab Munculnya Busa di Pintu Air di Marunda

Saat hujan datang, air yang keluar bercampur hujan semakin mengganggu kenyamanan warga.

"Air limbahnya kalau hujan baunya sampai masuk ke dalam rumah susah diilangin," ucap dia.

Iwan juga mengatakan, pabrik tersebut ada sejak 2010. Sebelumnya, pabrik itu merupakan industri rumahan yang tak pernah dikhawatirkan warga.

Namun, industri rumahan tersebut berkembang menjadi pabrik dan memiliki 130 karyawan.

Iwan berharap, dinas terkait mencopot izin bahkan menutup pabrik bakso dan nugget tersebut.

Sebab, menurut dia, warga khawatir jika hal tersebut tidak ditindaklanjuti dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan warga, khususnya anak-anak.

“Khawatirnya mengganggu pernapasan warga karena baunya menyengat banget. Mudah – mudahan cepat ditindak lanjuti deh,” ucap dia.

Sementara itu, Lurah Mekarsari, Iqbal Faroid, membenarkan adanya aduan warga di wilayahnya tentang kondisi itu.

Dia mengatakan, ada tiga RW yang terdampak limbah tersebut. Tidak hanya warga, limbah tersebut juga mengenai Situ Tipar yang tidak jauh dari lokasi.

"Warga merasa resah karena khawatir lambat laun air tanah akan tercemar dan berdampak terhadap kesehatan warga. Selain itu, mereka (pabrik nugget dan bakso) tidak mempunyai saluran pembuangan sendiri, tetapi malah menumpang ke saluran air warga," ujar dia.

Baca juga: Gara-gara Limbah Minyak Goreng, Desa Ini Hasilkan Ratusan Juta Rupiah

Iqbal mengatakan, masalah ini sudah berlangsung sejak 2017, atau sebelum dia menjadi lurah. Ia mengaku sudah menyampaikan teguran ke pihak pengelola pabrik.

"Dan sudah sempat dilakukan perbaikan saluran pembuangan, tetapi kejadian lagi baru dapat laporan Jumat kemarin dari warga,” ucap Iqbal.

Selain itu, kata Iqbal, pihaknya tengah menyelidiki kasus tersebut dan mengambil bukti-bukti untuk dilaporkan ke dinas terkait.

"Kita selidiki dulu, kalau sudah ada bukti, kita laporkan ke Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Dinas perizinan dan Dinas PUPR untuk ditindaklanjuti karena warga sudah pada mengeluh,” kata Iqbal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com