DEPOK, KOMPAS.com - Warga Perumahan Pondok Mekar Sari RT 009 RW 012, Cimanggis, Depok mengeluhkan air berbau tak sedap di lingkungan mereka yang diduga berasal dari limbah pabrik bakso dan "nugget" di sekitar permukiman warga.
Seorang warga Perumahan Pondok Mekarsari, Iwan, mengatakan, limbah pabrik tersebut mengeluarkan bau yang menyengat sehingga menganggu kenyamanan warga.
“Warnanya hijau pekat, ada lemak-lemak minyaknya begitu. Baunya amis banget," ucap Iwan di Cimanggis, Depok, Senin (13/5/2019).
Iwan mengatakan, air yang disebut sebagai limbah dari pabrik nugget tidak setiap hari keluar.
Namun, saat air limbah itu keluar, aroma tidak sedap dapat tercium jelas, terlebih pada siang hari, atau ketika matahari terik.
Baca juga: Limbah Rumah Tangga Penyebab Munculnya Busa di Pintu Air di Marunda
Saat hujan datang, air yang keluar bercampur hujan semakin mengganggu kenyamanan warga.
"Air limbahnya kalau hujan baunya sampai masuk ke dalam rumah susah diilangin," ucap dia.
Iwan juga mengatakan, pabrik tersebut ada sejak 2010. Sebelumnya, pabrik itu merupakan industri rumahan yang tak pernah dikhawatirkan warga.
Namun, industri rumahan tersebut berkembang menjadi pabrik dan memiliki 130 karyawan.
Iwan berharap, dinas terkait mencopot izin bahkan menutup pabrik bakso dan nugget tersebut.
Sebab, menurut dia, warga khawatir jika hal tersebut tidak ditindaklanjuti dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan warga, khususnya anak-anak.
“Khawatirnya mengganggu pernapasan warga karena baunya menyengat banget. Mudah – mudahan cepat ditindak lanjuti deh,” ucap dia.
Sementara itu, Lurah Mekarsari, Iqbal Faroid, membenarkan adanya aduan warga di wilayahnya tentang kondisi itu.
Dia mengatakan, ada tiga RW yang terdampak limbah tersebut. Tidak hanya warga, limbah tersebut juga mengenai Situ Tipar yang tidak jauh dari lokasi.
"Warga merasa resah karena khawatir lambat laun air tanah akan tercemar dan berdampak terhadap kesehatan warga. Selain itu, mereka (pabrik nugget dan bakso) tidak mempunyai saluran pembuangan sendiri, tetapi malah menumpang ke saluran air warga," ujar dia.
Baca juga: Gara-gara Limbah Minyak Goreng, Desa Ini Hasilkan Ratusan Juta Rupiah
Iqbal mengatakan, masalah ini sudah berlangsung sejak 2017, atau sebelum dia menjadi lurah. Ia mengaku sudah menyampaikan teguran ke pihak pengelola pabrik.
"Dan sudah sempat dilakukan perbaikan saluran pembuangan, tetapi kejadian lagi baru dapat laporan Jumat kemarin dari warga,” ucap Iqbal.
Selain itu, kata Iqbal, pihaknya tengah menyelidiki kasus tersebut dan mengambil bukti-bukti untuk dilaporkan ke dinas terkait.
"Kita selidiki dulu, kalau sudah ada bukti, kita laporkan ke Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Dinas perizinan dan Dinas PUPR untuk ditindaklanjuti karena warga sudah pada mengeluh,” kata Iqbal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.