Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada Aksi Massa, Begini Rekayasa Lalin di Bawaslu dan KPU

Kompas.com - 21/05/2019, 19:29 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Massa dari Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) yang demo di depan Kantor Bawaslu masih bertahan hingga Selasa (21/5/2019) malam.

Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya memberlakukan rekayasa lalu lintas di sekitar Kantor Bawaslu dan KPU RI.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Muhammad Nasir mengatakan, rekayasa lalu lintas sudah berlaku sejak pagi.

"Karena terjadi unjuk rasa di KPU dan Bawaslu secara besar maka langkah lantas terhadap arus lalu lintas dilakukan rekayasa dan penutupan arus," kata Nasir kepada Kompas.com.

Baca juga: Aksi di Depan Bawaslu, Ini Pengalihan Arus Transjakarta dan Rute di Luar Koridor

Untuk Bawaslu, arus lalu lintas dari Bunderan Hotel Indonesia arah ke utara ditutup sampai ke lampu merah Sarinah.

Selanjutnya lampu merah arah ke utara berjalan normal dan arah sebaliknya normal

Selanjutnya, Jalan Imam Bonjol di depan Kantor KPU RI juga turut ditutup. Arus lalu lintas dari Bundaran HI dialihkan ke Jalan Pamekasan atau Jalan Agus Salim.

Kemudian, kendaraan dari Jalan HR Rasuna Said menuju Jalan HOS Cokroaminoto yang melewati Jalan Imam Bonjol akan dialihkan ke Jalan Sumenep ke Jalan Latuharhari menuju Manggarai.

Baca juga: Para Demonstran di Bawaslu Buka Bersama Brimob

Selanjutnya, arus lalu lintas dari Jalan Prof Moh Yamin yang menuju Jalan Imam Bonjol diluruskan menuju arah Jalan Sutan Syahrir.

Lalu, arus lalu lintas dari Jalan Pangeran Diponegoro menuju Jalan Imam Bonjol ditutup. Kendaraan harus berbelok atau putar balik ke arah Taman Suropati.

Sementara itu, arus lalu lintas dari Jalan Taman Sunda Kelapa yang mau belok kiri ke Jalan Imam Bonjol diluruskan ke Taman Suropati atau belok kanan ke Jalan Diponegoro.

Massa menggelar aksi di Bawaslu pasca-KPU mengumumkan hasil penghitungan suara Pemilu 2019.

Diketahui, KPU RI telah menetapkan hasil penghitungan dan perolehan suara tingkat nasional dalam negeri untuk 34 provinsi. Berdasarkan penetapan KPU, pasangan nomor urut 01 unggul dengan perolehan 85.607.362 atau 55,50 persen. 

Sementara itu, perolehan suara Prabowo-Sandi sebanyak 68.650.239 atau 44,50 persen. Selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen. Atas hasil ini pun massa dari 02 berencana melakukan aksi di KPU dan Bawaslu RI.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com