Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Pedagang Tanah Abang: Penjualan Lebih Sepi hingga Persaingan dengan Toko Online

Kompas.com - 28/05/2019, 18:42 WIB
Vitorio Mantalean,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wajah Ari tampak lesu saat membereskan busana muslim dagangannya di lantai 2 Pasar Tanah Abang Blok F, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2019).

Ari hendak menutup kiosnya. Kekecewaan terpancar dari wajahnya.

"Tahun lalu masih mendingan. Apalagi dua tahun lalu, tiga, empat tahun lalu. Ini semua habis mestinya sekarang," ujar Ari ketika ditemui Kompas.com di kiosnya.

Ari menyebut, omzetnya sekarang berkurang dibandingkan dua hingga empat tahun lalu.

Menurut dia, menjelang Lebaran tahun ini, penjualannya paling sepi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: PKL Caplok Trotoar, Jalan di Depan Pasar Tanah Abang Macet Parah

Sehari-hari, Ari berjualan aneka pakaian. Ia mengandalkan busana muslim setiap kali Ramadhan dan menjelang Lebaran.

"Mana ada tahun ini bakalan habis. Sekarang orang sudah pada balik kampung. Dua tahun lalu itu dua-tiga hari sebelum orang-orang balik kampung, itu pasti ramai borong sana-sini. Sekarang begini saja, sama seperti hari-hari biasa," ujar Ari.

Hal serupa disampaikan Andi. Menurut dia, jual-beli di Pasar Tanah Abang cenderung melandai tahun ini.

"Ya, kemarin Minggu sih memang sempat agak ramai, tetapi ya itu biasa saja," ucap Andi di Blok G Tanah Abang.

Andi tampak sibuk merapikan sejumlah dagangannya.

Berbagai busana muslim serba putih ia pak dengan sabar, kemudian ia masukkan ke rak-rak di bawah belasan manekin berbalut busana muslim yang berjejeran di atasnya.

Selasa (28/5/2019) atau H-7 Lebaran, PKL di trotoar Jalan Jatibaru di bawah Skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat tampak berjejalan dan dikerubungi oleh pembeli yang tak kalah banyak jumlahnya.KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN Selasa (28/5/2019) atau H-7 Lebaran, PKL di trotoar Jalan Jatibaru di bawah Skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat tampak berjejalan dan dikerubungi oleh pembeli yang tak kalah banyak jumlahnya.
Andi menengarai, ada dua penyebab lesunya penjualan tahun ini.

Pertama, daya beli masyarakat pendatang di Jakarta yang hendak pulang kampung semakin surut.

"Yang beli di sini (Pasar Tanah Abang) kan kebanyakan orang-orang daerah yang di sini (Jakarta). Tahun lalu, lah, itu masih ada dua kali lipat pas lagi ramai-ramainya. Sekarang santai," ucap dia.

Kedua, persaingan dengan toko online yang tak bisa dihindari.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com