Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga soal Kegiatan di Padepokan Winardi yang Mengaku Imam Mahdi

Kompas.com - 01/06/2019, 08:35 WIB
Cynthia Lova,
Icha Rastika

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Warga Kampung Perigi, Bedahan, Sawangan, Depok dihebohkan dengan seorang pria bernama Winardi yang mengaku-ngaku sebagai Imam Mahdi.

Winardi juga mengaku sebagai pemimpin Trisula Weda dan melakukan sejumlah kegiatan ibadah hingga pengobatan bersama pengikutnya di kediamannya.

Hasan Dhani, Ketua RW 005 RT 004, Kelurahan Bedahan Kecamatan Sawangan, menyampaikan bahwa Winardi telah tinggal di kediamannya tersebut sejak 2013.

Menurut Hasan, di Padepokan Trisula Weda yang merupakan kediaman Winardi itu kerap digelar pengajian.

“Tidak ada yang mencurigakan sih setahu saya (kegiatan Trisula Weda), cuma mereka ada pengajian seminggu sekali tapi harinya tidak menentu karena kan Winardi kerja,” ucap Hasan saat ditemui, Rabu (31/5/2019).

Baca juga: 4 Fakta Tentang Winardi yang Mengaku sebagai Imam Mahdi di Depok

Selain pengajian seminggu sekali, di padepokan itu juga ada kegiatan dua bulan sekali.

“Dua bulan sekali tuh ramai ada kegiatan besar-besaran. Mereka biasanya yang saya lihat ada kegiatan senam, olahraga, dan kumpul-kumpul biasa,” ujar dia.

Menurut Hasan, di kediaman Winardi itu ada air bersih yang layak minum tanpa harus dimasak lagi. Airnya jernih dan tidak berbau.

“Jadi sebenarnya bukan air zam-zam. Ini air sumur galian tanpa dimasak lagi udah bisa diminum. Airnya jernih banget warnanya bening beda dari air biasanya,” ucap dia.

Saat pengajian di rumah Winardi, para pengikutnya sering membawa jeriken untuk membawa pulang air dari rumah tersebut.

Mereka percaya air itu dapat menjadi obat alternatif bagi sejumlah penyakit dan menjaga kesehatan.

Untuk membuktikan khasiatnya, Hasan pun pernah meminum air dari sumur itu.

“Saya pernah minum tiga gelas hingga empat gelas. Saya tidak apa-apa mbak malah segeran gitu sih emang,” kata Hasan.

Rumah Winardi menarik perhatian warga karena ada mushala di dalamnya yang dibangun menyerupai kakbah.

Baca juga: Begini Penampakan Mushala seperti Kabah Milik Satpam yang Mengaku Imam Mahdi

Kini, mushala itu sudah dicat warna krem sehingga tak lagi mirip kakbah. Hal ini dilakukan setelah Winardi bertobat.

Ia bertobat setelah dinasihati dan diberi masukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok bahwa julukan yang diberikan Imam Mahdi adalah sesat dan keliru.

Winardi juga berjanji menutup kegiatannya dan mengubah warna cat mushala rumahnya yang awalnya dianggap sebagai tempat ritual karena warna dan bentuknya seperti kakbah.

Terungkapnya pengakuan Winardi sebagai Imam Mahdi ini berawal dari undangan open house halal bihalal di kediaman Wardani yang ditulis sebagai Imam Mahdi.

Undangan itu kemudian viral di media sosial instagram @info_depok. Warga sekitar rumah Winardi pun memprotes hal tersebut.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Megapolitan
Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Megapolitan
Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com