Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawa Bendera Kuning, Massa GNKR Datangi Komnas HAM

Kompas.com - 28/06/2019, 21:06 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Massa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) yang datang ke Gedung Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/6/2019) membawa bendera kuning.

Mereka menuntut Komnas HAM segera menyelesaikan laporan terkait kerusuhan 21-22 Mei 2019.

Massa membawa bendera kuning dengan tangkai bambu.

Bendera kuning yang dibawa massa mirip dengan bendera yang sering dipakai ketika ada orang meninggal.

Baca juga: Ketua Ormas yang Diduga Terlibat Kerusuhan 21-22 Mei Jadi Tersangka Kepemilikan Senjata Tajam

Massa datang untuk mendesak agar Komnas HAM lebih cepat dalam melakukan penyelidikan atas meninggalnya 10 orang dalam peristiwa 21-22 Mei. 

Mereka pun telah melaporkan masalah ini kepada Komnas HAM.

Tak hanya itu, mereka membawa poster-poster dengan tulisan "Indonesia Crying, Indonesia Dying".

Kuasa Hukum GNKR Ahmad Yani mengatakan, bendera ini sebagai tanda berduka meninggalnya para korban.

Adapun GNKR merupakan gabungan Front Pembela Islam (FPI), Persaudaraan Alumni (PA) 212, dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF).

"Kami akan terus datang memberikan data dokumen bukti dan saksi kepada Komnas HAM dan juga untuk menagih Komnas HAM sejauh mana," kata dia.

Yani pun mengingatkan kepada Komnas HAM yang tinggal memiliki waktu 2 bulan untuk menyelesaikan penyelidikan.

Menanggapi permintaan ini, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam meyakinkan bahwa pihaknya bekerja cepat.

Ia menyebut bahwa Komnas HAM melibatkan dua penyidik yang kredibel dalam kasus ini.

"2 orang ini kami Makarim Wibisono dia mantan pelapor khusus PBB konflik di Palestina. Lalu Pak Maruf Darusman mantan pelapor PBB di Rohingya. Kalau dibilang lamban kami tanggal 22 Mei langsung ke rumah Harun dan beberapa korban," ujar Choirul.

Baca juga: Polisi Tangkap 2 Orang Diduga Terlibat Kerusuhan 21-22 Mei

Menurut dia, ada beberapa hal yang menjadi fokus Komnas HAM dalam menyelidiki kasus ini, di antaranya soal kematian 10 korban dan kekerasan yang dialami korban lainnya.

"Lalu soal justice, soal keluarga ditahan itu fokus kami. Karena ada yang ditahan lalu tak bisa dibesuk dan lain-lain. Kemudian 70 dikabarkan hilang 40 sudah diketahui sisa 30 yang ditelusuri. Ini sulit karena ketika kami tanya temannya di mana itu agak sulit," tutur dia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com