Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Tewas Membusuk, Sudadi Mengeluh Masuk Angin dan Minta Dikerik

Kompas.com - 04/07/2019, 15:59 WIB
Walda Marison,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudadi ditemukan dalam keadaan membusuk di rumahnya di Jalan Pulo Kemuning II, RT 02/RW 15, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Rabu (3/7/2019) kemarin.  Sebelum ditemukan tewas, Sudadi sempat mengeluh masuk angin kepada tetangga.

Dia sempat meminta tetangga untuk mengerik badannya pada Sabtu (29/6/2019).

"Jadi hari Sabtu dia biasa nge-Grab, tapi hari itu enggak. Dia ngeluh sakit, masuk angin dia minta tolong ke tetangga untuk dikerokin badan," ujar Ketua RT 02/15, Alex Widodo saat ditemui, Rabu (3/7/2019).

Setelah itu, Sudadi tidak terlihat lagi di sekitaran rumahnya. Motor yang biasa dipakai untuk bekerja sebagai ojek online pun hanya terparkir di depan rumah.

Baca juga: Kisah Pilu Driver Ojol dan Ibunya yang Lumpuh, Tak Sadar Anak Tewas Membusuk di Samping Kamar

Tetangga mulai curiga dengan kondisi Sudadi yang tidak pernah keluar rumah selama beberapa hari. Ditambah, ada bau busuk yang menyengat semakin menimbulkan rasa kecurigaan para tetangga.

Atas kecurigaan tersebut, tetangga akhirnya membuka pintu rumah Sudadi. Tidak disangka, Sudadi tewas dalam kondisi membusuk di ruang tamu.

Korban diketahui tinggal bersama ibunya yang lumpuh. Ibu korban tidak bisa bergerak dan hanya tertidur di kamar. Setiap harinya, ibu korban hanya diberikan makan oleh tetangga lewat jendela kamarnya.

Baca juga: Sudadi si Pengemudi Ojol Meninggal di Ruang Tamu, Ibunya yang Lumpuh Dirawat Keluarga

Karena itulah, ibu korban tidak tahu jika  anaknya sudah tewas di ruang tamu.

"Saat ditanya ibunya, dia enggak tahu kalau anaknya sudah tewas. Dia juga enggak cium bau busuk," kata Alex.

Saat ditemukan, jenazah langsung dibawa pihak kepolisian ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Malam harinya, pukul 21.00, jenazah dimakamkan di tanah kuburan wakaf Komplek TVRI, Kemandoran, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com