Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Akan Data Warga yang Tinggal di Gubuk Liar Kanal Banjir Barat

Kompas.com - 04/07/2019, 22:37 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta akan mendata penduduk yang bermukim di gubuk-gubuk liar di bantaran sungai Kanal Banjir Barat di Jati Pulo, Jakarta Barat.

Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta Dhany Sukma menyebut, penduduk di gubuk liar belum bisa dipastikan apakah seluruhnya berasal dari luar Jakarta atau tidak.

"Kalau itu kan kita lihat di database kita, nanti kan ketahuan tuh dari struktur RT berapa RW berapa nanti akan teridentifikasi susunan penduduk yang ada di situ siapa saja. Nah, baru kita bisa mengatakan itu penduduk permanen atau non permanen," ucap Dhany saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/7/2019).

Baca juga: Jadi Kawasan Kumuh, Gubuk Liar Penuhi Bantaran Kanal Banjir Barat

Dalam pendataan nanti, akan dilihat dokumen kependudukan yang dimiliki oleh warga tersebut.

Jika bukan berasal dari Jakarta, maka Dukcapil akan memberikan dokumen penduduk non permanen.

"Ketika itu ada dokumen di DKI berarti dia masuk penduduk permanen. Kalau hasil pendataan ternyata dia punya KTP daerah, maka kita golongkan sebagai penduduk non permanen. Tetap dibikin saja dokumen penduduk non permanen yang penting didata ada apa," jelasnya.

Baca juga: Tidak Jera Digusur Jadi Bagian Kisah Mereka yang Bertahan Hidup di Bangunan Liar Kanal Banjir Barat

Ia mengatakan, Dukcapil tak mempunyai hak untuk meminta warga yang menduduki gubuk liar untuk tak lagi tinggal di situ.

"Enggak punya kan dukcapil hanya melayani administrasi kependudukan meyakinkan bahwa seluruh warga terpenuhi hak akan dokumen kependudukan," kata dia.

Sementara itu, saat dihubungi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Arifin belum bisa memberikan banyak keterangan terkait tindak lanjut permukiman liar ini lantaran sedang berada di luar negeri.

Sebelumnya, gubuk liar kembali memenuhi bantaran sungai Kanal Banjir Barat di Jati Pulo, Jakarta Barat, setelah sebelumnya sempat dibersihkan oleh pemerintah DKI Jakarta pada 2017 lalu.

Gubuk liar itu membentang sepanjang satu kilometer. Gubuk liar yang dibangun dari kayu, triplek, dan terpal tersebut mengakibatkan kawasan Jati Pulo tampak kumuh dan juga kotor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com