BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul

Cerita Dua Penderita Katarak Bertahan Hidup dalam Keterbatasan

Kompas.com - 08/07/2019, 12:55 WIB
Hotria Mariana,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak semua penderita katarak tahu kalau mata mereka sebenarnya telah terkena penyakit tersebut.

Hal itu diakui Bernadus Asbanu (63). Pria yang sehari-harinya beraktivitas sebagai pelayan di GKI Agus Salim ini dahulu tak sadar kalau mata kanannya telah terjangkit penyakit itu.

"Kadang mata kanan saya bisa melihat, kadang pandangannya jadi buram. Saya pun heran dan menganggap itu adalah tantangan sebagai pelayan gereja," ujar dia.

Bernadus baru memeriksakan diri ke dokter pada Juni lalu. Hasilnya, gangguan penglihatan tersebut ternyata disebabkan katarak.

"Bapak mulai katarak, mau tidak mau harus operasi," ujar Bernadus menirukan ucapan dokter yang dulu pernah memeriksanya.

Mendapat vonis seperti itu, Bernadus langsung kebingungan memikirkan soal biaya.

Meskipun saat itu ia sempat memanfaatkan fasilitas BPJS Kesehatan, namun yang didapat hanya penanggulangan berupa pemberian kacamata.

"Jika ingin dioperasi, harus tunggu dua tahun lagi," kata dia.

Di tengah kepasrahannya, Bernadus hanya bisa berdoa berharap akan ada pertolongan datang untuknya.

Benar saja. Tak butuh waktu lama, doanya terjawab. Bernadus mendapatkan informasi adanya program rehabilitasi katarak di Gereja Santo Stefanus, Cilandak. Dengan sigap, ia pergi sendiri mendaftarkan diri ke lokasi tersebut.

"Akhirnya ketemu juga jalan yang dikasih Tuhan," ungkap Bernardus haru.

Penderitaan yang sama dialami Andi (39), warga Tangerang.

Bedanya, pria yang sehari-hari berprofesi sebagai supir taksi online ini masih mengingat sudah berapa lama ia menderita katarak.

"Sudah lama, kira-kira empat tahunan," ungkap Andi usai menjalani operasi katarak gratis, Sabtu (6/7/2019).

Diakui Andi, selama kurun waktu tersebut, ia sama sekali belum pernah memeriksakan diri ke dokter soal gangguan penglihatannya tersebut.

"Enggak mampu uangnya, jadi ya baru kali ini (periksa)," aku Andi sambil terkekeh.

Katarak penyebab kebutaan tertinggi

Menurut Anggota Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami), Jaya Widya, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terakhir, angka kebutaan di Indonesia mencapai tiga persen.

"Kira-kira 0,87 persen disebabkan oleh katarak," ungkap Widya.

Sementara itu, penderitanya kebanyakan adalah mereka yang berusia lanjut karena katarak sendiri merupakan penyakit degeneratif.

Namun, Widya menambahkan, ada pula kasus-kasus tertentu di mana penderitanya masih berusia produktif.

Banyak hal yang bisa memicu penyakit katarak. Salah satunya yang paling berbahaya adalah paparan sinar ultra violet.

Lewat produk Tolak Angin, Sido Muncul menggelar kegiatan bakti sosial dalam bentuk operasi katarak gratis di RS dr. Suyoto, Jakarta Selatan, Sabtu (6/7/2019).Kompas.com/Hotria Mariana Lewat produk Tolak Angin, Sido Muncul menggelar kegiatan bakti sosial dalam bentuk operasi katarak gratis di RS dr. Suyoto, Jakarta Selatan, Sabtu (6/7/2019).

Bantu para penderita katarak

Tingginya angka penderita katarak di Indonesia, ternyata menggerakkan hati Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk (Sido Muncul), Irwan Hidayat.

Lewat produk unggulannya, yaitu Tolak Angin, Sido Muncul kembali menggelar program operasi katarak gratis bagi masyarakat kurang mampu.

Dengan menggandeng Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dan didukung GKI Pondok Indah, Gereja Khatolik Santo Stefanus, serta Perdami Jaya, sebanyak 55 pasien katarak menjalani operasi gratis di RS dr. Suyoto, Jakarta Selatan, Sabtu (6/7/2019).

Irwan menuturkan, kegiatan yang merupakan bentuk bakti sosial Sido Muncul untuk masyarakat ini telah memasuki tahun kedelapan.

Dalam kurun waktu tersebut, yaitu sejak 2011 Sido Muncul telah menggelar operasi katarak gratis di 27 provinsi, 211 kota atau kabupaten, 240 rumah sakit atau klinik mata di seluruh Indonesia.

"Sejauh ini, total yang telah dioperasi hingga Juni 2019 sebanyak 52.250 mata," ungkap Irwan.

Melalui kegiatan itu, Irwan berharap Sido Muncul dapat membantu pemerintah dalam mengurangi angka penderita katarak.

Pasalnya, tambah Irwan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita katarak tertinggi ketiga di dunia.

Di saat bersama, Tolak Angin Sido Muncul memberikan bantuan berupa santunan sebesar Rp 105 juta kepada 105 penyandang disabilitas binaan Pusat Rehabilitas (Pusrehab) Kemhan RI.

Adapun seluruh rangkaian kegiatan sosial tersebut, yakni operasi katarak gratis dan pemberian santunan, merupakan bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Pusrehab Kemhan RI ke-51.


Terkini Lainnya

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com