Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Gagal di Era Foke, Kebijakan Wajib Uji Emisi Anies Dinilai Tak akan Efektif

Kompas.com - 08/07/2019, 18:26 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Komisi Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin menilai rencana penerapan wajib uji emisi kendaraan di DKI Jakarta tidak efektif. Dia mencontohkan, program sejenis sudah pernah diluncurkan pada era kepemimpinan mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo dan tak kunjung terwujud hingga hari ini.

"Tahun 2008, ide Pak Anies (Baswedan, Gubernur DKI Jakarta sekarang) sudah dicanangkan oleh Fauzi Bowo (mantan Gubernur DKI) lewat program sistem pembayaran mandiri (SPM)," ujar Ahmad Safrudin yang akrab disapa Puput saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/7/2019).

Saat itu, SPM merupakan hasil kerja sama antara Pemprov DKI dengan Mitra Emisi Bersih (MEB). Pemprov DKI yang awalnya berperan sebagai penyedia biaya uji emisi, melalui sistem SPM, lebih berperan sebagai regulator atau pengawas.

Biaya uji emisi sebesar Rp 50.000 akan dibebankan kepada pemilik mobil. Sedangkan 25 persen di antaranya akan diberikan ke pengelola dan 75 persen diterima oleh bengkel.

Baca juga: Wacana Uji Emisi di DKI, Bengkel Wajib Punya Alat hingga Dikritik karena Terlambat

Dalam 25 persen itu sudah termasuk Rp 5.000 untuk pengadaan tanda lulus uji emisi; Rp 2.000 untuk sistem informasi; Rp 3.000 untuk sosialisasi; dan Rp 2.500 untuk sistem manajemen. Setiap kendaraan yang telah lulus uji emisi akan diberikan stiker, label, dan buku yang di dalamnya terdapat nomor seri, hologram dan ditandatangani oleh teknisi yang telah bersertifikat.

Namun, program SPM ditengarai terbentur praktik bisnis pengadaan stiker tanda lolos uji emisi, sehingga mandek hingga saat ini.

"Bisa jadi preseden ini terulang lagi nanti," sebut Puput.

Puput menyarankan agar rencana ini tidak dilanjutkan lebih jauh. Pasalnya, banyak persiapan yang mesti dilakukan. Ia pun ragu jika kebijakan ini sanggup memaksa pemilik kendaraan untuk rutin merawat kendaraannya agar memenuhi baku mutu emisi.

"Enggak akan efektif itu. Itu enggak ubahnya seperti imbauan saja. Artinya, orang seberapa sih takut dengan biaya parkir? Orang Jakarta kok dikasih iming-iming yang tidak signifikan," kata Puput.

Baca juga: Pengamat: Anies Terlambat bila Terapkan Uji Emisi 2020

"Untuk memulainya lagi paling cepat 1 tahun lah karena harus mempersiapkan lagi bengkel yang bisa melakukan uji emisi," imbuhnya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memberlakukan uji emisi bagi seluruh kendaraan di DKI Jakarta dan ditargetkan berlaku seluruhnya pada 2020 nanti.

Uji emisi ini akan membutuhkan 933 bengkel di seluruh DKI Jakarta. Saat ini, Anies Baswedan mengungkapkan baru sekitar 150 bengkel yang memiliki fasilitas uji emisi di Jakarta.

Rencananya, Pemprov DKI Jakarta akan menghubungkan data antara kendaraan yang lolos uji emisi dan sistem parkir sehingga bisa menjalankan sanksi penambahan biaya parkir bagi kendaraan yang tak lolos uji emisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com