Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk Naik Jak Lingko Ber-AC, Transportasi Umum yang Dapat Hindari Penumpang Terpapar Polusi Udara

Kompas.com - 10/07/2019, 07:00 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah penumpang dari Stasiun Tanah Abang memilih naik moda transportasi Jak Lingko ber-AC. Sebab, dengan menggunakan Jak Lingko ber-AC, mereka dapat terhindar dari paparan polusi udara di Jakarta.

Pada Selasa (9/7/2019) kemarin, Kompas.com berkesempatan menjajal angkutan umum ber-AC itu. 

Dengan bermodal satu kartu Jak Lingko, Kompas.com langsung menuju halte bus Tanah Abang.

Kompas.com dan penumpang lainnya menunggu Jak Lingko jurusan Tanah Abang-Kota selama 15 menit. Tak lama berselang Jak Lingko ber-AC yang ditunggu pun tiba di halte.

Kartu Jak Lingko langsung diberikan kepada pengemudi untuk di-tap ke mesin khusus yang ada di kursi pengemudi.

Pengemudi Jak Lingko, Agustinus, mengatakan bahwa perjalanan kali ini tidak dikenakan biaya.

Baca juga: Polusi Udara di Jakarta Memburuk, Kata Anies Yuk, Naik Transportasi Umum

"Oh tidak ada biaya yang dikenakan kalau naik Jak Lingko, kecuali transit naik Transjakarta atau commuterline baru kena biaya," ujar Agustinus sembari mengemudi.

Meski keseluruhan fasilitas Jak Lingko sama dengan angkutan umum lainnya, namun ada beberapa perbedaan yang tampak terlihat. Misalnya, pintu Jak Lingko tampak selalu tertutup rapat.

Pintu tersebut akan terbuka apabila ada penumpang yang hendak naik ke dalam Jack Lingko itu.

AC di dalam Jak Lingko pun cukup terasa lantaran hanya ada lima orang penumpang di dalamnya selama perjalanan itu.

Kursi di dalam Jak Lingko ber-AC juga beda dari angkutan umum lainnya yang busanya tipis.  Kursi Jak Lingko terbuat dari karet dan lebih empuk.

Baca juga: DPRD DKI Minta Transportasi Umum Diperbanyak Untuk Kurangi Polusi Udara

Pengemudi yang mengendarai Jak Lingko tidak ugal-ugalan seperti pada angkutan umum lainnya.

Jak Lingko tidak mengetem selama berjam-jam seperti angkutan reguler, mereka mengambil penumpang di tiap pemberhentian bus.

Kompas.com berangkat dari Tanah Abang pukul 18.00, sampai di Kota pukul 19.53 WIB. Sehingga durasi waktu dari Tanah Abang ke Kota, yakni satu jam lebih lantaran keadaan jalanan yang macet.

Kondisi macet ini tak membuat para penumpang bosan atau bahkan menghirup polusi udara yang ditimbulkan dari kendaraan bermotor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com