Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Dinilai Tak Berani Terapkan Ganjil Genap seperti Saat Asian Games 2018

Kompas.com - 12/07/2019, 15:59 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Transportasi Darmaningtyas menilai, usulan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk kembali membatasi kendaraan bermotor berdasarkan nomor pelat ganjil genap seperti saat Asian Games 2018 sulit diterapkan.

Soalnya, usulan tersebut bersifat jangka panjang atau permanen, bukan sementara.

"Intinya itu bagus, cuma apakah Pemprov DKI berani ambil putusan itu enggak? Kalau kemarin bisa berlakukan karena masyarakat itu menyadari ibaratnya orang punya hajatan. Kalau punya hajatan itu kan sifatnya sementara, jadi ketika jalan itu ditutup dan dialihkan, itu enggak ada masalah, bisa memaklumi," kata Darmaningtyas, Jumat (12/7/2019).

Baca juga: Dishub DKI Kaji Usulan BPTJ Terkait Penerapan Ganjil Genap Seperti Saat Asian Games

Ia menduga, pengendara roda empat dan masyarakat tidak akan bisa memaklumi kebijakan tersebut jika diterapkan permanen.

"Masyarakat bisa memaklumi enggak? Itu masalahnya. Intinya sih bagus dan saya mendukung. Dugaan saya, Gubernur tidak berani mengambil keputusan itu," kata dia.

Namun Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) itu menyebutkan, sistem ganjil genap memang efektif menurunkan kemacetan.

"Iya itu efektif. Jelas. Keefektifannya kita enggak ragukan bahkan bisa 17 persen. Tapi sekarang masalahnya masalah pemprovnya berani mengambil keputusan itu enggak," kata dia.

BPTJ mengusulkan kepada Gubernur DKI Anies Baswedan untuk menerapkan kembali kebijakan ganjil-genap seperti yang berlaku saat Asian Games 2018 di Jakarta.

Usul itu disampaikan melalui surat bernomor TJ.102/1/2/BPTJ-2019 yang ditanda tangani Kepala BPTJ Bambang Prihartono pada Senin lalu.

BPTJ meminta agar sistetm ganjil-genap seperti saat Asian Games 2018 diterapkan kembali karena adanya penurunan kinerja lalu lintas.

Alasan lainnya kerena saat ini Jakarta memiliki kualitas udara yang sangat buruk menjadi yang paling buruk di dunia.

Baca juga: Kemacetan Kian Parah, BPTJ Usulkan Anies Terapkan Ganjil Genap seperti Saat Asian Games 2018

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com