Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kalideres Tolak Penampungan Pencari Suaka di Gedung Eks Kodim

Kompas.com - 14/07/2019, 13:25 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah spanduk berisi penolakan terhadap keberadaan tempat penampungan sementara bagi para pencari suaka terpasang di bangunan eks Kodim, Kalideres, Jakarta Barat. Minggu (14/7/2019).  Spanduk itu berukuran kurang lebih 1,5 x 4 meter.

Spanduk itu bertulis, "KAMI WARGA KOMPLEK DAAN MOGOT BARU MENOLAK TEMPAT PENAMPUNGAN IMIGRAN DI KOMPLEK KAMI."

Beberapa spanduk penolakan dengan tulisan berbeda juga terlihat di seberang gedung eks Kodim tersebut.

Jantoni, ketua RT 005 Kelurahan Kalideres mengatakan, spanduk-spanduk itu dipasang oleh warga sekitar karena tidak setuju para pencari suaka ditempatkan di lokasi tersebut.

Baca juga: Trotoar Kebon Sirih Bakal Dijaga Satpol PP, Tak Boleh Lagi Diduduki Pencari Suaka

Ia mengatakan keberadaan para pencari suaka tersebut mengganggu warga sekitar.

"Pasti ganggu. Masalahnya waktu hari pertama sudah ada warga yang naik mobil di ketuk ketuk. Katanya cuma di dalam tapi pada keluar. Malah ada yang duduk dan tidur di emperan ruko. Saya bisa ngomong karena kontrol dan lihat sendiri," kata Jantoni.

Spanduk penolakan warga  terhadap keberadaan penampungan para pencari suaka di Kalideres, Jakarta Barat.JIMMY RAMADHAN AZHARI Spanduk penolakan warga terhadap keberadaan penampungan para pencari suaka di Kalideres, Jakarta Barat.

Ia menyampaikan, ketika para pencari suaka pertama kali dipindahkan ke lokasi tersebut, warga sama sekali tidak dimintai persetujuan.

Awalnya, kata dia, pada Rabu lalu warga melihat petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU), Satpol PP, dan staff kecamatan membersihkan lokasi tersebut.

"Masyarakat pertama gak tahu, dikira Kodim Grogol pindah ke sini, masyarakat sudah senang. Tapi ternyata malam hari baru tahu kalau itu buat pengungsi. Besoknya baru pengungsi masuk ke situ," ucapnya.

Baca juga: Memindahkan Pencari Suaka dari Trotoar ke Tempat yang Lebih Manusiawi...

Para pencari suaka dipindahkan di lokasi tersebut pada Kamis lalu.

Pelaksana harian Gubernur DKI Jakarta Saefullah menyampaikan, Pemprov DKI menyiapkan tenda-tenda untuk tempat tinggal para pencari suaka. Pemprov DKI juga menyediakan fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK) di lokasi tersebut.

Para pencari suaka dipiindah dengan menggunakan sejumlah bus dari Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, tempat kantor UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees)  Indonesia atau Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi berada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com