Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Penerapan Parkir Berbayar UI, dari Mana Awalnya?

Kompas.com - 15/07/2019, 21:31 WIB
Cynthia Lova,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

DEPOK,KOMPAS.com - Rencana pihak Universitas Indonesia (UI) untuk menerapkan parkir berbayar menjadi polemik bagi sejumlah mahasiswa dari UI dan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) bahkan warga yang melintas di kawasan itu.

Sebab, seluruh mahasiwa bahkan ojek pangkalan di kawasan itu menolak kebijakan parkir berbayar tersebut.

Pada tahun 2012 lalu, masuk ke kawasan Universitas Indonesia hanya dikenakan biaya Rp 2.000 untuk kendaraan roda empat atau mobil dan gratis untuk kendaraan bermotor.

Baca juga: Parkir Berbayar Diprotes dan Bikin Macet, Ini Tanggapan UI

 

Kemudian, tarif masuk ke kawasan UI ini lama-kelamaan mulai naik pada tahun 2015 menjadi Rp 4.000 bagi mobil dan gratis untuk motor. Tarif parkir ini kemudian naik lagi pada tahun 2018 menjadi Rp 5.000 bagi mobil dan gratis untuk motor hingga pada tahun 2019 ini.

Setelah bayar di gerbang utama, para pengendara mobil dan motor rata-rata tidak lagi dikenakan biaya untuk parkir di fakultasnya masing-masing. Tetapi, beberapa mahasiswa ada juga yang bayar seikhlasnya ke sekuriti yang jaga di fakultas masing-masing.

Berbeda dengan PNJ yang dikenakan tarif Rp 1.000 untuk parkir di masing-masing fakultasnya.

Namun, belakangan ini media sosial diramaikan dengan adanya rencana UI menerapkan parkir berbayar untuk masuk ke kawasan UI. Perguruan tinggi negeri itu bahkan serius menggandeng PT Secure Parking untuk menerapkan parkir berbayar.

 

1. Awal mula penerapan tarif berbayar

Penerapan tarif parkir ini ada di sejumlah titik akses masuk UI, yakni Stasiun Pondok Cina, belakang Politeknik Negeri Jakarta, Gerbang UI, dan belakang Vokasi UI.

Mengenai tarif, tarif mobil ditetapkan seharga Rp 4.000-Rp 6.000, kemudian motor dikenakan tarif Rp 2.000 satu jam pertama yang selanjutnya dikenakan tarif Rp 1.000 hingga maksimal Rp 4.000.

 

 

2. Penolakan mahasiswa UI dan tuntutannya

Mengetahui adanya rencana kebijakan penerapan tarif parkir, sejumlah mahasiswa menolak akan adanya kebijakan itu. Pasalnya saat hari pertama uji coba penearapan tarif parkir pada Senin (15/7/2019) ini, sejumlah akses menuju Universitas Indonesia (UI) terjadi kemacetan panjang. 

Hal tersebut menjadi salah satu alasan mahasiswa menuntut agar ditiadakannya kebijakan penerapan parkir berbayar di UI. Mahasiswa beralasan belum menerima kajian analisis dampak lalu lintasnya dari penerapan sistem parkir ini. 

Oleh karena itu, BEM UI menuntut pihak Rektorat UI mengkaji ulang kebijakan pengelolaan parkir di wilayah kampus UI Depok yang masih bermasalah dalam hal admintrasi, teknis, keamanan, dan kejelasan dasar hukumnya.

Baca juga: Hari Pertama Uji Coba Secure Parking, Akses Menuju UI Macet

Kedua, mahasiswa juga menuntut pihak Rektorat UI untuk segera membuat sebuah forum yang melibatkan pihak terdampak dari kebijakan ini, mulai dari mahasiswa UI dan PNJ, serta perwakilan masyarakat umum.

Ketiga, menekankan mahasiswa agar setiap kebijakan publik yang dikeluarkan oleh kampus harus selalu memerhatikan asas-asas umum pemerintah yang baik sebagai lembaga negara dan insitusi pendidikan, yang seharunya mampu melakukan proses pengambilan kebijakan yang baik dan benar.

 

3. Solusi dari pihak UI

Menanggapi adanya aksi dan persoalan kemacetan saat uji coba penerapan tarif parkir, Kepala Kantor Humas dan KIP UI Rifelly Dewi Astuti mengatakan pihaknya akan mengevaluasi uji coba penerapan tarif parkir tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com