Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Tani dari Tasikmalaya Berangkat Haji Setelah 19 Tahun Menabung

Kompas.com - 19/07/2019, 13:56 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - "Saya naik haji mau berdoa, ya Allah Gusti, muga-muga kehidupan saya jangan terlalu susah amat. Kalau bisa Allah kasih rezeki biar kami hidup dengan layak."

Begitu harapan Saefudin (54) dan Hani (70), jemaah asal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat yang akan berangkat ke Tanah Suci pada Sabtu (20/7/2019) besok. Pasangan suami-istri ini sehari-hari bekerja serabutan.

Sejak tahun 2000, mereka menyisihkan penghasilan per hari mereka yang tidak seberapa. Mereka setia menabung dengan harapan bisa menjejakkan kaki ke Mekkah, Arab Saudi, suatu hari.

Baca juga: Pesawat Garuda Bermasalah, Ribuan Calon Jemaah Haji di Asrama Sudiang Makassar Terlantar

"Tergantung dapatnya. Kerja bebersih kebun juga sewaktu-waktu. Bisa menyisihkan Rp 10.000-20.000 per hari," ujar Saefudin dalam Bahasa Sunda saat ditemui Kompas.com di Asrama Haji Embarkasi Bekasi, Jumat (19/7/2019).

Dua belas tahun berselang, Saefudin dan Hani akhirnya mendaftarkan diri untuk mendapatkan nomor porsi keberangkatan haji. Mimpi mereka akan segera terwujud dalam beberapa hari ke depan.

Menumpang truk, makan seadanya, dan jual kebun

Pengorbanan Saefudin dan Hani untuk berangkat ke Tanah Suci tak main-main. Segala bentuk kepemilikan duniawi mereka tepikan jauh-jauh. Harapan untuk berangkat ke Tanah Suci membuat mereka bertahan.

"Kami makan apa saja yang ada di depan mata. Tetangga ngasih jagung, ngasih kelapa kami makan. Kami cuma berharap, 'Ya Allah, mudah-mudah pengorbanan ini bisa membawa saya ke Tanah Suci'," ujar Hani sambil terisak.

Beberapa kali Hani meladeni pertanyaan wartawan sembari menyelipkan helai kerudung ke balik kacamatanya untuk mengusap air mata.

Di sisi lain, Hani punya riwayat rematik. Bertahun-tahun, Hani melakoni pantangan menyantap berbagai sayuran.

"Kacang-kacangan, sayur hijau-hijau, petai, jengkol pantang," kata dia.

"Apa pun saya jalani, yang penting bisa naik haji. Rumah mau rubuh pun saya tidak pikirkan, pokoknya bagaimana pun caranya bisa mengumpulkan uang buat naik haji," tutur Hani.

Surya Maulana, panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Kabulaten Tasikmalaya mengatakan, Saefudin dan Hani tinggal di suatu desa yang jauh dari pusat kota. Rumahnya yang sederhana berdiri di balik bukit.

Baca juga: Tiket Pesawat Mahal, 155 Calon Jemaah Haji Naik Bus Menuju Asrama Haji Sudiang Makassar

"Paling dekat itu dengan Sukaraja yang bisa dibilang agak masih ramai. Tapi, itu pun masih jauh. Bapak Saefudin juga tidak punya kendaraan seperti sepeda motor," kata Surya di Asrama Haji Embarkasi Bekasi.

Tinggal di tempat yang jauh dari keramaian tanpa memiliki kendaraan tak menyurutkan niat keduanya untuk berangkat haji. Mereka mencurahkan segala daya dan upaya, misalnya, demi mengikuti perhelatan manasik (semacam bimbingan dan pembekalan) bagi calon jemaah haji yang diadakan secara bertahap di kota.

Saefudin (54) dan Hani (70), buruh tani asal Kabupaten Tasikmalaya yang menabung bertahun-tahun dengan penghasilan seadanya untuk berangkat haji.Vitorio Mantalean Saefudin (54) dan Hani (70), buruh tani asal Kabupaten Tasikmalaya yang menabung bertahun-tahun dengan penghasilan seadanya untuk berangkat haji.

"Untuk mengikuti manasik, harus ngarit bebersih kebun dulu supaya dapat ongkos. Suami yang lebih banyak bekerja keras, mengumpulkan ongkos supaya bisa ikut manasik," kata Hani.

"Nanti dia menumpang truk yang lewat atau menumpang tetangganya," lanjutnya.

Hidup bersahaja di kampung, Saefudin tak punya banyak harta benda. Dia juga mesti menghidupi seorang putra yang juga bekerja serabutan. Demi menambah pundi-pundi tabungan guna menutup biaya pelunasan naik haji, Saefudin akhirnya menjual salah satu hartanya yang cukup berharga, yaitu kebun.

"Ada kebun luasnya ya enggak seberapa jadi dijual saja. Enggak mahal, Rp 4 jutaan," kata Saefudin.

Setelah tiba di Bekasi pada Jumat subuh, pasangan suami-istri itu menyongsong harapan terbesar seumur hidup mereka. Sabtu, mereka dijadwalkan berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta, untuk selanjutnya terbang ke Mekkah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com