JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan akan lebih sering mengundang para seniman untuk membuat dan menunjukan karya seni seperti instalasi bambu Getih Getah di Jakarta.
Anies tidak kapok meski karya seni instalasi bambu Getih Getah yang sebelumnya dibangun menuai kritikan.
Karya seni yang ditunjukan harus menggunakan bahan-bahan lokal dan bernuansa Indonesia.
"Kita akan lebih sering lagi mengundang para seniman terutama yang menggunakan bahan-bahan lokal untuk menunjukkan karyanya di sini. Sama seperti karya-karya seni yang lain kalau mereka mempresentasikan pasti ada durasi waktunya," ujar Anies di Balairung, Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (19/7/2019).
Baca juga: Anies: Rp 550 Juta untuk Instalasi Getih Getah Perginya ke Petani Bambu...
Nantinya lokasi pameran karya seni tak hanya berada di Bundaran HI tetapi bisa di lokasi lain.
"Iya bisa di mana saja. Jadi tidak harus di lokasi yang sama. Lokasi bisa di mana saja. Bisa di taman, di Bundaran HI. Jadi tidak harus di lokasi yang sama," kata dia.
Mengenai kritikan yang diterima karena Pemprov DKI Jakarta menghabiskan anggaran untuk karya seni yang tak bertahan lama, Anies mengatakan hal tersebut hanya ramai di sosial media.
"Menurut saya ini terlalu sosmed. Sesuatu yang ramai di sosmed saja," ucapnya.
Baca juga: Anies: Usia Getih Getah Hanya 6 Bulan, Bertahan Sampai Juli Itu Bonus
Diketahui, instalasi bambu Getih Getah dibongkar pada Rabu (17/7/2019) malam.
Instalasi yang itu diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu merupakan hasil karya seniman Joko Avianto. Anies meresmikannya pada 16 Agustus 2018.
Saat itu Anies menyampaikan keinginannya untuk membuat sebuah karya seni dari material khas Indonesia dalam rangka menyambut perhelatan Asian Games 2018.
Biaya pembuatan serta pemasangan instalasi seni bambu tersebut mencapai Rp550 juta.
"Biaya sekitar Rp 550-an (juta) kemudian dikonsorsium oleh 10 BUMD kalau enggak salah," ucap Anies di lokasi instalasi bambu Getih Getah saat itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.