Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Siswi SMP yang Belajar Sambil Berjualan Bakpao di Pom Bensin Tangerang

Kompas.com - 25/07/2019, 07:58 WIB
Anastasia Aulia,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — "Bakpaunya om.. bakpaunya tante.. dua lima ribu!" teriak Dewi Febriyanti, murid SMP yang berjualan bakpau di pom bensin sebelah Perumahan Ubud, Tangerang, Rabu (24/7/2019).

Kulitnya berwarna sawo matang terpapar sinar matahari. Ia tidak menggunakan riasan wajah sama sekali. Rambutnya hitam panjang dan dijepit. Penampilannya sangat sederhana.

Ia tinggal di rumah kontrakan di Jalan Kampung Poncol, Ciledug Indah 2, bersama nenek angkatnya. Usaha berjualan itu milik neneknya. Dia memilih berjualan di pom bensin karena tempatnya yang lebih dekat dari rumah nenek daripada rumah orangtuanya.

Baca juga: Kisah Hidup Kopral di Balik Aksi Silatnya yang Jenaka di Perlintasan Rel Proyek Bekasi...

Remaja berusia 13 tahun itu setiap hari bekerja untuk membantu keuangan keluarga. Pagi dari pukul 07.00 hingga 14.00, Dewi belajar di sekolah. Lalu ia pulang ke rumah untuk membungkus bakpau dan memasukkannya ke dalam boks, lalu pergi untuk berjualan.

Dewi berjualan mulai pukul 16.00 hingga tengah malam. Apabila ada PR dari sekolah, ia akan mengerjakannya sambil berjualan. Setiap hari ia membawa 10 boks bakpau dengan isi masing-masing boks 15 bakpau.

"Untuk bantu-bantu. Kan tinggal sama nenek, ini usaha nenek aku jualin. Enggak capek kok, sudah biasa" ujar dia.

Ia tidak mengambil keuntungan dari jualannya. Semua hasil jualan diberikan kepada nenek untuk digunakan sebagai keperluan sehari-hari keluarga.

"Hasilnya Rp 375.000 sehari. Kalau banyak yang kasih tips bisa lebih," kata Dewi.

Baca juga: Kisah Relawan Penyapu Ranjau Paku, Terkumpul 3,5 Ton hingga Diancam Dibunuh

Lahir dan besar di Tangerang membuatnya paham harus berjualan di mana. Ia pernah berjualan di pom bensin lain, tetapi diusir. Hal itu membuatnya menangis.

Waktu SD sebelum berjualan bakpau, Dewi pernah mencari rongsokan bersama ibunya. Namun, sekarang ia sangat bersyukur bisa berjualan seperti ini. Orang-orang di sekitarnya pun selalu mendukungnya.

"Alhamdulillah aku bisa jualan, kadang bercanda juga sama karyawan di sini," kata Dewi.

Dewi merupakan anak pertama. Ia mengaku memiliki beban untuk membukakan jalan bagi adik-adiknya agar mereka bisa sama-sama sekolah dan belajar.

Baca juga: Ditonjok Warga hingga Terima Telepon Gaib, Bukti Jadi Petugas Damkar Tidak Mudah

"Adikku yang kedua perempuan tinggal di kampung. Sisanya laki-laki. (Adik) yang kelima sudah diangkat orang sebagai pancingan biar mereka punya anak," katanya.

Ketika ditanya apakah ia punya satu tempat yang sangat ingin dia kunjungi, ia hanya menjawab Ancol. Karena hanya tempat itu yang menjadi kenangan masa kecilnya.

Dewi suka bernyanyi dan mendengarkan lagu-lagu DJ Indonesia. Dewi mengaku tidak suka bermain, yang penting bisa belajar dan berjualan sudah cukup baginya. Teman dekat di sekolahnya pun hanya empat orang.

https://twitter.com/bepejeel/status/1153261780497342469

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com