Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gembiranya Anak-anak Penyintas Kanker Menjajal Wahana di Taman Mini

Kompas.com - 27/07/2019, 18:04 WIB
Vitorio Mantalean,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah anak penyintas penyakit kronis, umumnya kanker, memperoleh kesempatan langka menjajal wahan permainan di Taman Legenda Keong Emas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Sabtu (27/7/2019).

"Kami ingin anak-anak ini keluar dari rumah singgah. Saat kami survei, mereka ingin keluar, merasakan dunia, bermain dengan orang lain. Mereka bisa dibilang sakit, cuma mereka ingin dianggap orang normal. Melihat itu kenapa enggak kita wujudkan," ujar Andhika Galuh Basworo, Ketua Kelompok "Generasi Milenial" yang bertindak sebagai ketua panitia acara kali ini, kepada Kompas.com, Sabtu.

Andhika menyebut, pihaknya bekerja sama dengan Komunitas Peduli Kasih. Para relawan merupakan umat Gereja Paroki Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Baca juga: Merasa Senasib, Anak Penyintas Kanker Tulis Surat untuk Ani Yudhoyono

 

Dalam kesempatan ini, mereka bekerja sama dengan tiga rumah singgah yang menangani penyintas penyakit kronis dan kanker, yakni Pejuang Hati, Sedekah Rombongan, dan rumah singgah RS Cipto Mangunkusumo.

"Kami ambil risiko ini. Peserta tidak boleh terlalu capek dan wahananya tidak boleh terlalu ekstrem. Ini tindakan berisiko, kami ingin 'memindahkan rumah singgah'," ujar pria yang akrab disapa Dhika itu.

"Dokter mewanti-wanti kami, ini berisiko secara kesehatan. Kami berdebat, ambil risiko, demi anak-anak. Kita ingin melihat anak-anak ini bahagia dan tetap merasa di rumah singgah," imbuh dia.

Guna mengantisipasi kemungkinan terburuk, panitia menyiapkan sejumlah ambulans dan tiga rumah sakit terdekat. 

Anak-anak penyintas beragam penyakit kronis, mulai dari kanker hati, otak, darah, sampai cerebral palsy (lumpuh otak), tampak begitu gembira dan antusias.

Sebagian anak berlari-lari tak sabar menuju wahana, sisanya menggeliat kegirangan di kursi roda. Mereka semua didampingi pihak keluarga.

Aneka wahana, seperti bianglala, roller coaster, hingga taman petualangan dinosaurus mereka jajal sejak pagi hari hingga lelah.

Saat cuaca terik, para orangtua membawa anak-anak mereka menepi ke rindang pohon. Sejumlah anak penyintas tak diizinkan terpapar suhu panas yang berlebihan.

"Beberapa dari mereka sejak lahir divonis hidup berapa lama karena kanker hati. Para penyintas kanker hati ini masih balita, belum boleh main wahana, namun yang kami perhatikan orang tuanya. Mereka rela begitu banyak tenaga, pikiran, materi. Itu usaha yang perlu kita contoh," tutup Dhika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Megapolitan
Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Megapolitan
Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Megapolitan
Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Megapolitan
'Berkah' di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

"Berkah" di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Megapolitan
Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Megapolitan
Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com