JAKARTA, KOMPAS.com - Pemadaman listrik di sejumlah wilayah pada Minggu (4/8/2019) hingga Senin (5/8/2019) menyebabkan aktivitas warga terganggu bahkan merugi.
Sejarawan JJ Rizal misalnya. Kata dia, akibat pemadaman listrik selama dua hari itu, 43 ekor ikan koi peliharaan di rumahnya mati.
Sejak enam tahun yang lalu Rizal telah memelihara ikan koi itu sebagai bagian dari ekosistem rumahnya agar tampak asri.
Baca juga: Akibat Pemadaman Listrik, Ikan Koi Dagangan di Pasar Ikan Kartini Mati Lemas
Ia mengatakan, koi yang dipeliharanya itu bukanlah koi mahal seperti layaknya pekontes koi.
Koi miliknya dibeli di Pasar Parung dari petani ikan khusus untuk memperindah rumahnya di kala pertama ia menempati kediaman di kawasan Depok.
Pendiri penerbitan Komunitas Bambu itu sudah menganggap koi peliharaannya sebagai "anak".
Sebab di kala ia sedih, koi itulah yang membuat dirinya tersenyum kembali.
Rizal mengatakan, koi peliharaannya berbeda dengan koi-koi lainnya. Ia menilai koi miliknya itu cukup kuat dengan segala kondisi.
"Koi itu kan enggak biasa diekspos di ruang terbuka secara langsung atau kena matahari, malah justru gue kenain matahari. Terus kan biasanya enggak boleh kena hujan, nah gue justru pake air hujan, jadi ini gue melihara koi jadi bagian bagaimana koi jadi ekosistem rumah," cerita Rizal.
Baca juga: Dampak Pemadaman Listrik, Puluhan Ikan Manfish Mati di Pasar Ikan Hias Gunung Sahari
Ketika mati lampu, ia mengatakan, koinya itu masih dalam keadan hidup dengan bantuan aerator yang dapat menyimpan daya listrik dan menghasilkan gelembung.
Namun, aerator itu hanya bisa bertahan selama paling panjang enam jam.
Sementara listrik padam di rumahnya kala itu lebih dari enam jam hingga membuat ikan koinya mengambang berjuang hidup.
Melihat keadaan koinya yang mengenaskan, ia pun langsung membuat alternatif gelembung dengan membuat pancuran dari ember besar agar ada pasokan oksigen.
"Sempat hidup meski lembah keadaan ikannya, tetapi sampai air habis di tangki ternyata listrik masih juga padam," katanya.
Baca juga: Mati Listrik Rugikan Dunia Usaha, Kadin DKI Tunggu Kompensasi dari PLN