JAKARTA, KOMPAS.com - Permasalahan kualitas udara di Jakarta menjadi perhatian akhir-akhir ini. Berdasarkan data AirVisual dalam seminggu terakhir, Jakarta beberapa kali menjadi kota dengan nilai indeks kualitas udara terburuk di dunia.
Data AirVisual selalu berubah sesuai dengan kondisi di lapangan. Selain Jakarta, ada beberapa kota lain yang pernah ditetapkan sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Berikut adalah lima kota dengan indeks kualitas udara rata-rata tahunan terburuk berdasarkan data AirVisual per akhir tahun 2018.
Baca juga: Jakarta Darurat Polusi Udara, Awas Risiko Serangan Jantung Mengintai
1. New Delhi, India
Tahun 2017, sebanyak 1,2 juta penduduk India mengalami kematian yang disebabkan oleh polusi udara. Indeks tertinggi terjadi pada akhir tahun 2018 dengan nilai 845 berdasarkan acuan penghitungan PM2,5 atau termasuk dalam kategori berbahaya.
Buruknya kualitas udara di New Delhi dipengaruhi awan asap petani yang bercampur dengan emisi kendaraan bermotor dan industri.
Selain itu, pembakaran petasan yang dilakukan saat perayaan Festival Hindu, Diwali, turut berkontribusi.
Ketika menyikapi hal tersebut, pemerintah India memberlakukan larangan terhadap truk besar masuk ke dalam kota selama tiga hari pada November 2018. Hal itu dilakukan untuk mengurangi tingkat pencemaran udara di New Delhi.
Baca juga: New Delhi Jadi Ibu Kota Paling Tercemar di Dunia
2. Dhaka, Bangladesh
Dhaka merupakan salah satu kota di dunia yang sudah cukup lama berjuang melawan polusi udara. Pada akhir 2018, data AirVisual menyatakan Dhaka menduduki posisi kedua sebagai ibu kota dengan rata-rata indeks kualitas udara tahunan terburuk di dunia.
Hampir serupa dengan New Delhi, sebagian besar penyebab polusi udara di Dhaka juga berasal dari emisi kendaraan dan industri. Umumnya, tingkat polusi menurun pada musim kemarau dan meningkat pada saat monsoon.
Juli lalu, pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan akan bekerja sama dengan Bangladesh untuk memantau kualitas udara di Dhaka. Hal tersebut diwujudkan melalui pengembangan teknologi dan riset untuk meningkatkan kebersihan kualitas udara.
3. Kabul, Afghanistan
Menurut Kementerian Kesehatan Afghanistan, lebih dari 3000 penduduk meninggal dunia akibat polusi udara setiap tahunnya. Buruknya kualitas udara sangat berpengaruh pada kesehatan masyarakat Kabul, khususnya anak-anak.
Sumber utama polusi udara di Kabul dari emisi kendaraan yang sudah tua dan pembakaran sampah.