JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari mengatakan pengkungkapan kasus penyelundupan ganja di Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pengembangan dari kasus sebelumnya.
Kasus yang dimaksud ialah terungkapnya penyelundupan ganja di dalam tabung kompresor di Kramat Jati, Jakarta Timur pada Kamis (8/8/2019).
"Ini adalah kelanjutan operasi kita yang kita laksanakan pada hari Kamis yang lalu," kata Arman di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (12/8/2019).
Adapun, sebelumnya BNN menggrebek enam orang kurir yang membawa 240 kilogram ganja. Ganja tersebut disembunyikan di dalam tabung kompresor dan perlengkapan bengkel lainnya. Penggerebekan dilakukan di SDN 02 Kramat Jati, Jakarta Timur.
Arman mengatakan ganja tersebut dikirim menggunakan sebuah kapal roll on roll off (roro) bernama Sakura Ekspess dari Pulau Bangka dan bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok pada sore ini.
Ganja tersebut disembunyikan pelaku di sebuah minibus yang telah dimodifikasi di bagian lantainya untuk menyimpan ratusan kilo ganja.
Baca juga: BNN Sergap Minibus yang Baru Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Isinya Diduga Ganja
Mobil minibus itu diangkut ke sebuah truk dan dikirim ke Jakarta menggunakan kapal roro.
"Ini kamuflase oleh para sindikat untuk untuk bisa aman tanpa kecurigaan dari petugas pada saat dikirim ke Jakarta," ujar Arman.
Sebelumnya, Badan Narkotika Nasional ( BNN) melakukan penyergapan terkait kasus penyelundupan narkoba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Senin (12/8/2019) malam.
Sebuah mobil minibus berpelat B 7770 IE yang ada di atas sebuah truk digeledah BNN. Mobil tersebut baru tiba di pelabuhan dengan mengunakan Kapal Sakura Ekspres.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok turut menyaksikan penggeledahan itu. Penggeledahan yang masih berlangsung itu menggunakan bantuan dua ekor anjing pelacak berjenis german sheperd.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, ganja tersebut tampak disembunyikan pelaku di lantai baja minibus tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.