BEKASI, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan mengaku kesulitan mengoperasikan double-double track (DDT) atau jalur dwiganda kereta api dari Bekasi ke Cikarang. Sebabnya, pembebasan lahan berjalan lambat.
"DDT Bekasi-Cikarang sekarang baru 4 kilometer yang berproses, jadi kita proses pembebasan lahannya dulu, karena harus pengadaan jalur baru," ungkap Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub RI, Zulfikri usai acara peresmian Stasiun Metland Telaga Murni di Cikarang Barat, Selasa (13/8/2019) sore.
Baca juga: Kemenhub Berencana Tambah 15 KRL Lintas Cikarang Oktober 2019
Panjang DDT Bekasi-Cikarang mencapai 16,7 kilometer. Itu berarti, progres pembebasan lahan baru mencapai 20-25 persen. Sisanya masih terganjal pembebasan lahan.
Di lain sisi, Zulfikri tak memberi tenggat penyelesaian masalah lahan ini.
"Susah diprediksi kapan selesai, LRT Jabodebek saja baru bisa selesai Juni 2021 karena pembebasan lahan," katanya.
Zulfikri menyebut, Menteri Perhubungan RI Budi Karya ingin agar pembebasan lahan untuk DDT ini berjalan mulus tanpa diburu-buru.
Ini penting agar proses pembebasan lahan tak bermasalah dan menimbulkan gugatan dari warga terdampak.
"Memang sulit untuk kita segerakan pembebasan lahan. Kalau Bekasi-Cikarang kita sudah ada perencanaannya, tapi strategi sekarang untuk pembangunan, Pak Menteri minta lahannya dulu benar-benar sudah selesai," jelas Zulfikri.
DDT diperlukan untuk efisiensi waktu perjalanan kereta lintas Cikarang yang dilalui oleh kereta rel listrik (KRL) dan kereta api jarak jauh sekaligus.
Rencananya, DDT akan membentang dari Stasiun Manggarai hingga Stasiun Cikarang.
Namun, hingga hari ini, DDT baru bisa dilintasi kereta pada lintas Jatinegara-Cakung saja.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.