JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi bantaran Kali Ciliwung yang berada di Jalan Tanah Rendah, Kecamatan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur tampak padat akan pemukiman penduduk.
Puluhan rumah yang mayoritas terbuat dari semen dan kayu itu berdiri kokoh di bibir kali. Atap seng dan genteng pun menjadi pelindung rumah tersebut.
Dari pantauan Kompas.com, di RT 06/08 saja terlihat ada tiga sampai empat rumah yang berada di pinggiran kali. Itu belum termasuk rumah yang berbeda RT namun masih berlokasi di pinggiran kali Ciliwung.
"Wah ratusan rumah kali. Ini saja baru RT 06," ujar Uwoh (50), salah satu warga setempat yang telah tinggal di bantaran kali Ciliwung selama puluhan tahun, Rabu (14/8/2019).
Hampir semua rumah yang berada di bantaran kali berdiri di atas bebatuan terbungkus karung. Mereka melebarkan lahan dengan bebatuan tersebut supaya rumah mereka tidak longsor. Pelebaran tersebut memakan jarak sekitar 5 sampai 10 meter dari pinggir tanah.
Kondisi ini lah yang membuat kali semakin menyempit.
"Dulu sih lebar (kali), enggak kaya gini. Cuman sekarang gara-gara kita bikin ini (pelebaran dengan batu). Sama kita mau buang sampah mau ke mana? Mau enggak mau ya ke sini," tambah Uwoh.
Bau sampah pun cukup menyengat di lokasi. Sampah-sampah yang terbawa arus sungai ini menyangkut di karung-karung yang dijadikan warga penopang rumah mereka.
Namun demikian, aroma tidak sedap itu seakan tidak dipedulikan beberapa warga yang asik duduk santai di pinggir kali dan beberapa anak kecil yang bermain di sana.
Sementara itu, kondisi arus sungai tampak lumayan deras. Air mengalir cukup kencang walaupun harus menghantam beberapa tumpukan sampah plastik.
"Yah kita mah nikmatin aja, memang kondisi seperti ini," tutup Uwoh.