JAKARTA, KOMPAS.com - Kulit Samsudin (47) tampak legam dan kusam saat Kompas.com menemuinya di sekitar Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (15/8/2019). Baju hijau kebiruan bertulis "Selamatkan Badak Kalimantan" yang ia kenakan sudah dekil.
Usut-punya usut, pria paruh baya itu sudah sepekan jalan kaki dari kampungnya di Indramayu, Jawa Barat.
"Membutuhkan beasiswa agar anak bisa tetap sekolah," tulis Sam, panggilan akrabnya, pada selembar panji putih yang dia bawa.
Baca juga: Punya Banyak Manfaat, Biasakan Selalu Menceritakan Dongeng untuk Anak
Di pundaknya, tersampir tas buatan tangan berwarna merah putih beraksara "Dongeng Keliling. Selamatkan Satwa Indonesia".
"Saya berharap bisa bertemu dengan Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) atau Ibu Iriana, supaya bisa bantu meringankan saya agar anak saya bisa tetap sekolah," ujar Samsudin.
Setahun belakangan, Samsudin mengaku terpaksa mencari utangan untuk membiayai sekolah putri semata wayangnya di Kabupaten Kuningan.
"Uang SPP, buku, uang buat nanti wisuda, kira-kira Rp 7 juta," kata dia.
Samsudin bukan pegawai, bukan pula tenaga lepas. Ia pernah menjadi guru honorer sekitar tujuh tahun. Namun, sejak 2013, Samsudin memilih jalan hidup sebagai pendongeng keliling.
Dia berkeliling kota untuk mendongengi anak-anak seputar isu pelestarian lingkungan. Kegiatan itulah sandaran hidupnya saat ini. Ia bahkan membawa wayang-wayang berwujud satwa di dalam tas merah putihnya itu ke Jakarta. Samsudin menganggapnya soulmate.
Yang mengharukan, walaupun limbung secara finansial, Samsudin seringkali ogah menetapkan bayaran saat mendongeng di sekolah-sekolah. Sebab, beberapa sekolah yang ia kunjungi di desa juga mengalami kesulitan keuangan; guru-gurunya berstatus honorer.
Ia hanya cinta lingkungan hidup dan ingin agar anak-anak yang ia dongengi bisa hidup dalam kecintaan serupa.
Baca juga: Menghidupkan Mimpi di Kampung Dongeng Indonesia...
"Tapi, bagaimana saya bisa fokus mendongeng, kalau kebutuhan dasar saja masih harus dipikirkan karena anak saya sendiri saja saya khawatir tidak bisa fokus sekolahnya," sebut Samsudin.
Kamis sore, ia kembali melanjutkan perjalanan menuju Monumen Nasional. Asanya untuk menemui Presiden RI Joko Widodo atau Ibu Negara. Ia akui niatnya itu memang muluk. Namun, Samsudin pilih tetap berharap dan terus melangkah menuju garis finish-nya di Monas.
"Saya mau menyampaikan kesulitan saya (pada Presiden). Tapi tak hanya itu, saya juga ingin menyampaikan ke beliau agar bisa mendapatkan support untuk kegiatan (dongeng keliling) saya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.