Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendongeng Indramayu Ini Jalan Kaki ke Jakarta untuk Bertemu Jokowi

Kompas.com - 15/08/2019, 17:36 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kulit Samsudin (47) tampak legam dan kusam saat Kompas.com menemuinya di sekitar Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (15/8/2019). Baju hijau kebiruan bertulis "Selamatkan Badak Kalimantan" yang ia kenakan sudah dekil.

Usut-punya usut, pria paruh baya itu sudah sepekan jalan kaki dari kampungnya di Indramayu, Jawa Barat.

"Membutuhkan beasiswa agar anak bisa tetap sekolah," tulis Sam, panggilan akrabnya, pada selembar panji putih yang dia bawa.

Baca juga: Punya Banyak Manfaat, Biasakan Selalu Menceritakan Dongeng untuk Anak

Di pundaknya, tersampir tas buatan tangan berwarna merah putih beraksara "Dongeng Keliling. Selamatkan Satwa Indonesia".

"Saya berharap bisa bertemu dengan Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) atau Ibu Iriana, supaya bisa bantu meringankan saya agar anak saya bisa tetap sekolah," ujar Samsudin.

Setahun belakangan, Samsudin mengaku terpaksa mencari utangan untuk membiayai sekolah putri semata wayangnya di Kabupaten Kuningan.

Samsudin (47) pendongeng keliling yang melakukan aksi jalan kaki Indramayu-Jakarta untuk perjuangkan beasiswa sekolah anak saat singgah di Karawang, Selasa (13/8/2019).FARIDA Samsudin (47) pendongeng keliling yang melakukan aksi jalan kaki Indramayu-Jakarta untuk perjuangkan beasiswa sekolah anak saat singgah di Karawang, Selasa (13/8/2019).

"Uang SPP, buku, uang buat nanti wisuda, kira-kira Rp 7 juta," kata dia.

Samsudin bukan pegawai, bukan pula tenaga lepas. Ia pernah menjadi guru honorer sekitar tujuh tahun. Namun, sejak 2013, Samsudin memilih jalan hidup sebagai pendongeng keliling.

Dia berkeliling kota untuk mendongengi anak-anak seputar isu pelestarian lingkungan. Kegiatan itulah sandaran hidupnya saat ini. Ia bahkan membawa wayang-wayang berwujud satwa di dalam tas merah putihnya itu ke Jakarta. Samsudin menganggapnya soulmate.

Yang mengharukan, walaupun limbung secara finansial, Samsudin seringkali ogah menetapkan bayaran saat mendongeng di sekolah-sekolah. Sebab, beberapa sekolah yang ia kunjungi di desa juga mengalami kesulitan keuangan; guru-gurunya berstatus honorer.

Ia hanya cinta lingkungan hidup dan ingin agar anak-anak yang ia dongengi bisa hidup dalam kecintaan serupa.

Baca juga: Menghidupkan Mimpi di Kampung Dongeng Indonesia...

"Tapi, bagaimana saya bisa fokus mendongeng, kalau kebutuhan dasar saja masih harus dipikirkan karena anak saya sendiri saja saya khawatir tidak bisa fokus sekolahnya," sebut Samsudin.

Samsudin (47), pendongeng keliling asal Indramayu, Jawa Barat sepekan berjalan kaki hingga Jakarta untuk bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo, Kamis (15/8/2019). KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Samsudin (47), pendongeng keliling asal Indramayu, Jawa Barat sepekan berjalan kaki hingga Jakarta untuk bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo, Kamis (15/8/2019).

Kamis sore, ia kembali melanjutkan perjalanan menuju Monumen Nasional. Asanya untuk menemui Presiden RI Joko Widodo atau Ibu Negara. Ia akui niatnya itu memang muluk. Namun, Samsudin pilih tetap berharap dan terus melangkah menuju garis finish-nya di Monas.

"Saya mau menyampaikan kesulitan saya (pada Presiden). Tapi tak hanya itu, saya juga ingin menyampaikan ke beliau agar bisa mendapatkan support untuk kegiatan (dongeng keliling) saya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com