Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Anies dan Realita Hunian di Bantaran Kali Ciliwung

Kompas.com - 16/08/2019, 11:04 WIB
Nursita Sari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hunian di sekitar bantaran Kali Ciliwung kian menjadi. Warga bahkan mulai memperluas lahan mereka ke arah sungai untuk menopang bangunan rumah sehingga tidak longsor.

Bagaimana strategi Anies mengatasi ini? Akankah ada penataan kawasan di sepanjang aliran Kali Ciliwung, entah dengan mekanisme ganti rugi atau denan penggusuran?

Saat maju pada Pilkada 2017, Anies pernah mengungkapkan pendekatan baru untuk menata kampung-kampung di Jakarta.

Baca juga: Menguak Awal Mula Terjadinya Reklamasi Kali Ciliwung hingga Respons Pakar Tata Kota

Dia menyebut pendekatan itu tidak hanya sekadar memindahkan warga ke tempat lain, tetapi juga membuat kehidupan warga lebih baik, yakni tempat yang memudahkan warga mengakses pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya.

Saat itu, Anies menyatakan, belum tentu dia tidak akan melakukan penggusuran.

"Saya tidak mengatakan bahwa nol, enggak akan ada penggusuran, enggak. Memang ada yang harus pindah karena kepentingan umum yang harus dinomorsatukan," kata Anies di Kampung Magesen, Manggarai, Jakarta Selatan, pada 9 Oktober 2016.

Baca juga: Jika Jadi Gubernur DKI, Anies Tidak Janji Tak Akan Ada Penggusuran

Namun, untuk beberapa kasus, Anies menyebut bisa dicari solusi terbaik lainnya, selain menggusur. Misalnya, terkait dengan persoalan status tanah yang ditinggali warga.

"Kita semua ini dulunya enggak punya tanah, dulunya juga enggak punya hak milik, hak guna, atas tanah kita. Mereka (yang belum memiliki sertifikat tanah) adalah sebagian yang belum selesai persoalannya," ujarnya.

Oleh karena itu, Anies menyebut setiap persoalan akan memiliki pendekatan dan solusi yang berbeda.

Penampakan lahan buatan dan rumah di bantaran Kali Ciliwung, Jakarta Timur, Rabu (14/8/2019)KOMPAS.COM/WALDA MARISON Penampakan lahan buatan dan rumah di bantaran Kali Ciliwung, Jakarta Timur, Rabu (14/8/2019)

Naturalisasi sungai

Anies pada 7 Februari 2018, pertama kali mencetuskan istilah Naturalisasi Sungai. Istilah ini menggantikan istilah yang kerap dipakai sebelumnya yakni normalisasi sungai sebagai upaya mengembalikan Kali Ciliwung seperti sedia kala.

Setiap tahunnya, lebar sungai Kali Ciliwung kian menyempit. Pemerintah sempat berniat mengembalikan lebar Kali Ciliwung menjadi 40-60 meter.

Saat ini, lebar Kali Ciliwung bahkan ada yang tersisa hanya 14 meter.

Dengan sempitnya lebar sungai, yang terjadi adalah kemampuan menampung air pun turun drastis.

Baca juga: Rencana Naturalisasi Sungai DKI yang Dipertanyakan...

Data Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane menunjukkan saat ini Kali Ciliwung hanya mampu menampung air dengan debit kurang dari 200 meter kubik per detik.

Padahal, kemampuan daya tampung air di kali tersebut harusnya bisa mencapai 570 meter kubik per detik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com