JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, dia tidak pernah melakukan kunjungan kerja ke luar negeri untuk studi banding. Dia menyatakan berkunjung ke luar negeri untuk mempromosikan Indonesia.
Anies menyampaikan hal itu saat dimintai tanggapan terkait pernyataan Presiden Joko Widodo soal studi banding ke luar negeri.
"Kalau saya pergi, tidak studi banding. Saya justru ke sana mempromosikan Indonesia, mengkampanyekan Indonesia," kata Anies di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2019).
Baca juga: Bantah Jokowi, Fadli Zon: DPR Tak Lagi Mengenal Studi Banding
Anies bercerita, tahun ini, dia empat kali ke luar negeri. Pertama, ke Singapura untuk menjenguk istri mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono, yang saat itu dirawat di Singapura sebelum akhirnya meninggal.
Anies kemudian berangkat menghadiri pertemuan U20 di Tokyo, Jepang.
"Pertemuan-pertemuan seperti yang saya hadiri, U20, itu bagian dari G20. Pertemuan G20 juga dihadiri Presiden," kata dia.
Anies kemudian berangkat ke Singapura lagi untuk menjadi pembicara dalam pertemuan yang dihadiri perdana menteri, para menteri, dan pebisnis Singapura.
Terakhir, Anies melakukan rangkaian kunjungan kerja ke Medellin, Kolombia, untuk menjadi pembicara dalam world city summit, sekaligus berangkat ke New York, Amerika Serikat, untuk membicarakan Formula E.
Baca juga: Naskah Lengkap Pidato Jokowi tentang RAPBN 2020 dan Nota Keuangan
"Kita memang kalau ke dunia internasional itu jangan studi banding, bawa mereka ke sini. Kita datang ke sana, bawa Formula E datang ke sini," ucap Anies.
Menurut Anies, forum-forum yang dia hadiri di luar negeri selalu atas undangan.
"Semua kepergian saya ke sana adalah undangan untuk berbicara, bukan inisiatif pribadi untuk studi banding," ujar Anies.
"Sebelum saya tugas di pemerintahan, saya sudah keliling dunia untuk berbicara soal Indonesia. Ini bukan mau nyombongkan diri, tapi supaya pada sadar nih kalau soal jalan-jalan, udah lewat saya," tambahnya.
Presiden Joko Widodo sebelumnya mengingatkan jajarannya untuk lebih efisien dalam menggunakan anggaran. Jokowi mencontohkan soal penggunaan anggaran untuk studi banding ke luar negeri.
Baca juga: Jokowi Minta DPR dan Kementerian Ganti Studi Banding dengan Smart Phone
Presiden menilai, studi banding ke negeri orang di era teknologi saat ini sudah tidak relevan. Sebab, berbagai informasi bisa didapat lewat ponsel pintar.
"Saya ingatkan kepada jajaran eksekutif agar lebih efisien. Untuk apa studi banding jauh-jauh sampai ke luar negeri padahal informasi yang kita butuhkan bisa diperoleh dari smart phone kita," kata Jokowi saat berpidato di sidang bersama DPR-DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat.
"Mau ke Amerika, di sini (menunjukkan handphone) komplit ada semuanya. Mau ke Rusia, mau ke Jerman, di sini ada semuanya," kata Jokowi sambil mengangkat handphone yang dia bawa.
Jokowi menegaskan, realisasi anggaran bukan diukur dari seberapa banyak anggaran yang telah dibelanjakan, tetapi diukur dari seberapa baik pelayanan kepada masyarakat, seberapa banyak kemudahan diberikan kepada masyarakat.
Baca juga: Naskah Lengkap Pidato Kenegaraan 2019 Presiden Jokowi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.