JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolsek Kramat Jati Kompol Nurdin Arrahman mengatakan, pihaknya memastikan mahasiswa asal Papua di Asrama mahasiswa Papua Kabupaten Yahukimo, Kramat Jati, Jakarta Timur tidak terpengaruh dengan adanya kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019).
Hal itu dikatakan Nurdin usai pihaknya mengunjungi Asrama yang dihuni 23 mahasiswa asal Papua tersebut pada Senin siang tadi.
"Kami tadi bersilatuhrami ke mahasiswa asal Papua yang berkuliah di Jakarta. Silaturahmi sekaligus untuk memastikan mereka tak terprovokasi berita bohong yang banyak beredar. Kita ngobrol di teras asrama mereka seperti biasa," kata Nurdin saat dikonfirmasi wartawan, Senin.
Baca juga: 5 Pesan Damai Pasca-Kerusuhan Papua, Ungkapan Maaf hingga Cintai NKRI
Nurdin menjelaskan, 23 mahasiwa asal Papua dipastikan tidak terpengaruh dengan adanya kerusuhan di Manokwari. Sebab, para mahasiswa tersebut datang ke Jakarta untuk fokus belajar dan kuliah.
"Mereka bilang tadi tetap fokus belajar. Mereka bilang datang ke Jakarta untuk belajar, jadi kalau mereka menggunakan waktunya untuk hal lain nanti rugi sendiri," ujar Nurdin.
Nurdin juga memastikan keamanan mahasiswa asal Papua yang tengah menempuh pendidikan di Jakarta tersebut tetap terjaga.
"Mereka enggak minta perlindungan keamanan, tapi sudah tugas polisi untuk menjamin keamanan warga. Tanpa dimintapun ya sudah pasti kami jamin," ujar Nurdin.
Baca juga: Warga Papua di Jakarta Diimbau Tak Terprovokasi Informasi di Medsos
Diberitakan sebelumnya, aksi protes atas diamankannya sejumlah mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang, oleh polisi, berujung pada kerusuhan di Manokwari.
Pengunjuk rasa bahkan membakar kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua Barat di Jalan Siliwangi, Manokwari. Selain Gedung DPRD Papua Barat, massa juga membakar sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat.
Tidak hanya itu, massa juga melakukan pelemparan terhadap Kapolda Papua Barat dan Pangdam XVIII/Kasuari, yang datang untuk menenangkan massa. Untuk menghentikan aksi anarkis tersebut, polisi terpaksa menembakan gas air mata.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo memastikan, meski sempat terjadi kerusuhan, namun kepolisian dibantu TNI saat ini sudah berhasil mendinginkan massa di Manokwari.
Polri menerjunkan 7 SSK (satuan setingkat kompi). Sementara, TNI menerjunkan 2 SKK untuk mengendalikan situasi di Manokwari.
"Untuk situasi, secara umum masih dapat dikendalikan oleh aparat kepolisian, baik Polda Papua Barat serta Polres di sekitar Manokwari bersama-sama TNI. Konsentrasi massa saat ini masih ada di satu titik saja, titik lain berhasil dikendalikan," ujar Dedi.
Adapun kerusuhan di Manokwari dipicu penangkapan sejumlah mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.