Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Diabetes Jakarta Tertinggi, Pemprov Gandeng Perusahaan Farmasi

Kompas.com - 27/08/2019, 12:39 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyakit diabetes menjadi masalah serius di DKI Jakarta. Untuk mengatasi hal itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bekerja sama dengan perusahaan farmasi Denmark Novo Nordisk.

Vice President dan General Manager Novo Nordisk Indonesia, Morten Vaupel menyebutkan dari hasil pemetaan, Jakarta merupakan kota dengan prevalensi diabetes tertinggi di Indonesia.

"Jumlahnya terus meningkat namun belum terdiagnosis secara maksimal," ujar Morten Vaupel, di Balairung, Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2019).

Baca juga: Polusi Udara Bisa Memicu Diabetes, Berikut Penjelasannya

Obesitas menjadi faktor utama yang membuat angka diabetes di Jakarta menjadi tinggi. Faktor lain adalah underdiagnosed atau kekurangan diagnosa disebabkan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai diabetes.

"Fungsi puskesmas dan posbindu sebagai gatekeeper masih belum optimal. Juga, tata laksana diabetes masih belum optimal, hanya 30 persen diabetes yang mencapai target glikemik," kata dia.

Prevalensi diabetes di Jakarta berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 meningkat dari 2,5 persen di tahun 2013 menjadi 3,4 persen di tahun 2018.

Jika dihitung dengan jumlah penduduk Jakarta sebanyak 10,5 juta, maka orang dengan diabetes di atas 15 tahun mencapai 250 ribu jiwa.

Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan juga menyebutkan, belum semua penderita diabetes diketahui. Ada sekitar 154 ribu kasus diabetes yang belum ditemukan.

"Ada 154 ribu kasus yang belum ditemukan. Karena, sebagian mereka tidak sadar punya diabetes jadi tidak ke fasilitas kesehatan," kata Anies di lokasi yang sama.

Untuk itu Pemprov DKI Jakarta melakukan kerja sama dengan Novo Nordisk untuk menekan angka diabetes. Pemerintah akan menjemput bola agar peningkatan angkat diabetes bisa ditekan.

"Dengan program kami, kami akan mendatangi rumah-rumah. Deteksi lebih awal. Kami jemput bola sehingga yang 154 ribu itu bisa terdeteksi. Kalau sudah, mereka proses pengawalan untuk proses pelayanan kesehatan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com