BEKASI, KOMPAS.com - Finalisasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) atau Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek tinggal 5,5 persen lagi.
Saat ini, penyelesaian konstruksinya terhalang oleh adannya saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) di KM 17, dekat Apartemen Grand Dhika atau dekat Gerbang Tol Bekasi Timur.
"Semua box girder (balok beton) sudah dipasang, tersisa 4 saja di KM 17 karena ada SUTET," ujar Project Manager PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek, Suchandra Hutabarat ketika dikonfirmasi wartawan, Rabu (28/8/2019).
Suchandra mengungkapkan, total ada 2.573 box girder yang harus dipasang untuk membangun Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek. Khusus empat box girder tersisa, kata Suchandra, pemasangannya tak bisa dilakukan dikarenakan adanya tegangan induksi.
Baca juga: Tol Layang Jakarta-Cikampek Ditargetkan Rampung Akhir September 2019
"Proyek itu kan melintasi bawah SUTET itu, tidak boleh terlalu dekat. Ada jarak minimal. Maka dari itu kami minta agar (SUTET) dibuat lebih tinggi," katanya.
Suchandra mengklaim, permintaan peninggian SUTET ini telah digodok bersama PLN. Ia berujar, proyek LRT Jabodebek juga terganggu oleh adanya SUTET ini. Namun, PLN disebut masih harus menanti desain final proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.
"Jadi SUTET ini kan bukan menghambat proyek tol layang saja, tapi LRT juga sama kereta api cepat. Nah, (PLN) baru akan mengerjakan (peninggian SUTET) karena nunggu desain dari proyek kereta api cepat," ujar Suchandra.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) atau Tol Layang Jakarta-Cikampek telah mencapai 94,5 persen. Suchandra menyebut, pembangunan tol ini ditargetkan rampung pada akhir September 2019, namun operasionalnya baru pada Desember 2019, paling lambat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.