Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Harap Bulan Dana PMI Terkumpul Rp 4,7 Miliar

Kompas.com - 29/08/2019, 16:46 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengukuhkan 12 panitia bulan dana Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta tahun 2019.

Mereka bertugas mulai 1 September hingga 30 November 2019.

Dalam pengukuhan ini, Anies berharap, pendapatan dana PMI meningkat hingga 20 persen dari tahun 2018 lalu atau sekitar Rp 4,7 miliar.

"(Tahun 2018) dari Rp 15,1 miliar jadi Rp 19,8 miliar. Karena itu diharapkan tahun ini meningkat minimal 20 persen, karena itu target peningkatannya," kata Anies di Balairung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2019).

Baca juga: Anies Ingin Perbanyak Air Keran Siap Minum di Tempat Publik

Ia menyebut, perolehan dana PMI diharapkan mencapai Rp 24 miliar setelah tahun sebelumnya mendapatkan Rp 19,8 miliar.

Menurut dia, tugas kemanusiaan PMI membutuhkan pembiayaan yang besar. Sehingga, dibutuhkan donasi dana dari bantuan masyarakat bukan hanya dari pemerintah.

"Tugas kemanusiaan yang dititipkan kepada PMI membutuhkan pembiayaan dan sumber sumber itu didapat salah satunya  dari donasi masyarakat, selain anggaran pemerintah baik pusat maupun daerah," ucapnya.

Baca juga: Anggota DPRD Fraksi PDI-P: Kenapa Anies Tak Tata Lahan Kumuh Jadi RTH?

Peran PMI dinilai sangat krusial saat kondisi mendesak menimpa suatu daerah. Karena itu, ia menganggap donasi diberikan sebagai bentuk rasa kemanusiaan.

Meski demikian, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu ingin agar masyarakat memperhatikan eksistensi PMI meskipun sedang tak terjadi musibah.

"Kita sadari di saat kondisi krisis PMI hadir itu membutuhkan sumber daya, membutuhkan finansial. Karena itu, ingat PMI di saat sedang tidak ada masalah dengan cara memberikan semangat donasinya dan itu tidak lebih tidak kurang untuk kegiatan kemanusiaan di PMI," tutur Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com