Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kasus Pembunuhan yang Dilakukan Keluarga Dekat di Jabodetabek

Kompas.com - 30/08/2019, 05:45 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah kasus pembunuhan menjadi sorotan di Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa pekan terakhir. Ironisnya, deretan kasus itu melibatkan sesama anggota keluarga sebagai pelaku, entah suami, istri, anak atau orangtua.

Kompas.com merangkum empat kasus pembunuhan yang melibatkan orang terdekat di Jakarta dan sekitarnya selama Agustus ini.

Istri dibunuh karena tolak berhubungan badan, 6 Agustus

Seorang pria, J, membunuh istrinya dengan gunting dan pisau di rumah kontrakan mereka di Jalan Dukuh V, Kramat Jati, Jakarta Timur, pada 6 Agutus 2019. Ia menghabisi nyawa istrinya karena ditolak berhubungan badan.

Baca juga: Suami Bunuh Istri di Kramat Jati karena Ditolak Berhubungan Intim

Setelah pembunuhan itu, J membakar rumahnya untuk menghilangkan jejak. Ia menyulut kasur yang tengah ditiduri anaknya. J coba kabur lewat jendela tetapi terjatuh dan pingsan ketika rumahnya dilalap api, sedangkan anaknya mengalami luka bakar serius.

Suami dan anak tiri dibunuh karena rebutan aset, 25 Agustus

Jenazah Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anak kandungnya, M Adi Pradana alias Dana (23), ditemukan terpanggang di dalam mobil di Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat,  25 Agustus 2019.

Penyelidikan polisi menyebutkan, mereka dibunuh di tempat lain sebelumnya akhirnya dibakar di dalam mobil di Sukabumi itu. Polisi juga mengungkapkan, otak pembunuhan itu adalah istri muda Edi, yaitu AK (45).

Baca juga: Istri Habisi Suami dan Anak Tiri karena Utang Rp 10 Miliar, Sewa Paranormal hingga Pembunuh Bayaran

AK diketahu punya utang sebesar Rp 10 miliar di dua bank dan sejumlah kartu kredit. Cicilan utang per bulan mencapai Rp 200 juta. Ia kemudian meminta suaminya menjual rumah di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Namun permintaan itu ditolak karena rumah itu merupakan warisan orangtua.

AK lantas merencanakan pembunuhan terhadap suami dan anak tirinya itu dengan meminta jasa pembunuh bayaran. Para pembunuh bayaran dijanjikan uang Rp 500 juta. Perencanaan itu dilangsungkan di sebuah apartemen di Kalibata, Jakarta Selatan.

Pembunuhan dilakukan di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Di sana, nyawa Edi dan Dana dihabisi dengan diracun dan dibekap.

Untuk menghilangkan jejak, jenazah mereka dibawa dengan mobil ke Cidahu, Sukabumi lantas dibakar bersama mobilnya.

Dua pembunuh bayaran diringkus di Lampung. Bersama AK, ketiganya kini mendekam di Mapolda Metro Jaya.

IlustrasiiStockphoto Ilustrasi

Bayi 15 bulan tewas ditangan ayah tiri, 26 Agustus 2019

Seorang ayah tiri berinisial RA (39) di Kampung Ceper, Serang Baru, Kabupaten Bekasi membunuh bayi berusia 15 bulan di kamarnya, 26 Agustus 2019. RA merasa istirahatnya terganggu karena bayi yang tengah sakit demam tersebut tak bisa diam.

“Ia melempar korban sebanyak 3 kali dan 2 kali, kepalanya terbentur tembok. Alasanya gangguin RA yang sedang tiduran dan rewel," kata Kapolsek Serang Baru, AKP Wito, Rabu (28/8/2019) malam.

Baca juga: Kronologi Bayi Tewas Dilempar Ayah Tiri, Pelaku Sempat Pura-pura Tak Tahu

Saat bayinya sekarat, RA malah berpura-pura tak tahu di hadapan istrinya yang baru dinikahi secara siri 6 hari sebelum peristiwa tragis itu terjadi.

RA kemudian turut membawa bayi yang perlahan-lahan mati lemas akibat pendarahan luas di otak ke dua klinik dan rumah sakit di hari yang sama.

Istri dibunuh karena pasang status “janda”, 28 Agustus 2019

Seorang perempuan berinisial SR tewas setelah ditusuk suaminya, SO, di kontrakannya di Jalan Pilar Lapangan Bola, Kedoya Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (28/8/2019) dini hari.

"Pelaku marah karena istri tulis statusnya (di akun Facebook) sebagai janda. Padahal mereka statusnya masih suami dan istri. Itu yang melatarbelakangi kejadian pembunuhan kemarin. Itu juga merupakan klimaks dari pertengkaran yang terjadi sejak satu bulan lalu akibat rasa posesif suaminya," kata Kapolsek Kebon Jeruk, AKP Erick Sitepu, Kamis kemarin.

Ketika istrinya bersimbah darah, SO sempat menyebut istrinya jatuh di kamar mandi. Ia baru mengakui perbuatannya setelah diperiksa polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com