Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPA Ilegal di Pamulang Bikin Murid SD Sesak Nafas

Kompas.com - 04/09/2019, 13:37 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Jalan Kemuning 3, Kecamatan Pamulang Barat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dinilai sangat meresahkan.

Lokasi TPA yang berseberangan dengan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pamulang 02 tersebut membuat siswa sesak nafas.

"Bau banget, bukan kecium lagi sampai sini, kadang bisa buat puyeng (pusing). Siswa belum lama ini juga ada yang sesak nafas. Dia yang memang punya asma ditambah bau menyengat itu," ujar salah satu guru SDN Pamulang 02, Rabu (4/9/2019).

Menurutnya TPA yang ada sejak 10 tahun belakangan tersebut bukan hanya menimbulkan bau yang kurang menyengat. Sampahnya juga beterbangan jika tertiup angin.

Bahkan sampah yang beterbangan kerap masuk ke kelas melalui sela-sela ventilasi dan jendela. Hal ini mengganggu proses belajar mengajar.

"Kadang di sini ada angin muter, itu sampah juga beterbangan bahkan sampai masuk kelas," kata dia.

Baca juga: TPA Ilegal di Pamulang Bikin Warga Resah

Dari pantauan Kompas.com, di TPA tersebut sampah menggunung sampai sekitar 3 meter. Sampah yang sudah menghitam tersebut berada di tengah-tengah permukiman warga.

Di samping TPA tersebut terdapat sebuah bangunan kayu beratap asbes. Di dalamnya terlihat sejumlah orang yang sedang melakukan aktivitas dengan mengangkut sampah menggunakan arm roll truck.

SDN Pamulang 02 berada sekitar 7 meter dari TPA tersebut.

Sampai saat ini pihak sekolah belum melakukan koordinasi dengan pemilik TPA untuk mencari solusinya. Namun pihak sekolah sudah melaporkan masalah ini ke Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany dengan harapan dapat segera ditangani.

"Belum ada pertemuan (dengan pemilik TPA) sih. Tapi kita sudah lapor sama Bu Wali. Semoga segera diatasi karena mengganggu banget," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com